Keseimbangan antara takut dan harapan pada Tuhan seharusnya dapat kita jaga dengan maksimal, sehingga kita tidak semena-mena menganggap remeh segala sesuatu baik itu positif maupun negatif, sebaliknya semuanya layak dianggap sebagai sesuatu yang besar.
Sekecil apapun dosa, seandainya kita sadar aturan siapakah yang telah kita langgar, pasti kita akan menyesal dan mengakui bahwa hal tersebut sangatlah fatal. Contoh kongkritnya jika kita pernah ingkar janji dengan orang yang memilikikharismatik di daerah kita, pasti kita akan merasa enggan dan malu untuk menemui orang tersebut karena dosa kita yang mungkin belum dimaafkan
. Hal ini tentunya akan sangat berbeda jika orang yang kita ingkari janjinya adalah kawan dekat yang biasa saling membohongi, bercanda tawa bersama. Mungkin hanya dengan senyum simpul pun mereka akan kembali memaafkan kita dan tidak sungkan bermain bersama lagi.
Apapun bentuk dosa yang kita lakukan pasti memberikan efek negatif baik di dunia maupun akherat, meskipun secara kasat mata tobat dan istighfar kita diterima oleh-Nya. Masih saja bekas luka itu akan menjadi belang yang menyebabkan terhalangnya beberapa keistimewaan yang sebenarnya bisa kita nikmati di hari kelak. Seperti kesalahan para Nabi, meskipun telah tobat dan di terima tobatnya tapi tetap saja kesalahan itu membekas hingga menjadikan mereka (para Nabi) tidak bisa memberikan syafaat kepada umatnya. Kecuali Rasulullah Saw.
Bukankah orang yang pernah minum khomer tidak akan merasakan khomer (arak) diakherat kelak. Begitu juga para nabi yang jelas-jelas maksum (dijauhkan dari dosa) pun demikian, di hari kiamat kelak Nabi Adam as tidak bisa memberikan syafaat kepada umatnya karena kesalahanya pernah memakan buah khuldi, Nabi Nuh “Aku mengemban tugas memanggil umatku, tetapi aku berdoa agar umatku dimusnahkan”. Nabi Musa “aku pernah membunuh orang yang tidak diperintahkan membunuhnya”. Nabi Ibrahim “aku telah melakukan beberapa kebohongan, begi juga Nabi Isa as yang tidak mampu memberikan syafaat kepada umatnya karena pernah melakukan kesalahan.
Dan hanya Rasulullah Muhammad saja yang bisa memberikan syafaat kepada umatnya, karena Muhammad tidak pernah berbuat kesalahan fatal sehingga hanya beliaulah orang yang mampu menyelamatkan umatnya melalui Syafaat yang khusus.
Kesimpulannya, dosa para nabi yang telah diampuni saja masih membekas sampai hari kiamat, bagaimana dengan dosa-dosa kita yang belum jelas diampuni atau tidak? Sebaliknya Rasulullah Muhammad beristighfar 70-100X setiap hari padahal beliau adalah orang yang telah dihapus dosa yang telah lewat dan yang akan datang jika terjadi pada beliau.
Takutlah akan Dia dan senantiasa bertobat berharap semoga setiap dosa kita diampuninya. Amen
Astaghfirullah Hal Adziem.
Salam Sayyed
Lebih dalam baca curhat Sayyed
Lebih Indah Dari Cintamu
coretan lama (edisi Saudi):
Jambret Masjidil Harom
Sayyed Diusir Polisi Makkah
Lika Liku Jamaah Hajji Indonesia
Pengalaman Tidur Disamping Jasad Nabi
Curhat Para Pecandu xxtc :
Jilbab Hanya Sebagai Kedok, Why NOT?
Perempuan Penggoda dan Tergoda
Ibadah untuK meraih Simpati Tuhan?
Gelisah yang Terusik : Curhatku Padamu Muhammad
supporterz