Sisi Negatif Adat Jawa dan Manusia Moderen(sceptic Minded)


sayyedep

sayyedep

coretan lama (edisi Saudi):

Jambret Masjidil Harom
Miris.. Sayyed Diusir Polisi Makkah

Hitam Putih Jamaah Hajji Indonesia!?!
Pengalaman Tidur Disamping Jasad Nabi
Curhat Para Pecandu xxtc :

Bismillahirohmanirrahim
Sayyed BikailaRobbi.wordpress.com
Banyak sekali adat Jawa yang dipandang hanya dari sisi negatif oleh mereka yang mengatasnamakan agama. seakan-akan setiap adat yang berlaku di masyarakat Jawa hanyalah sebuah kebiasaan bodoh kaum awam yang menghambur-hamburkan uang tanpa maksud mulia.

meskipun penulis bukan seratus persen produk pribumi (bukan jawa asli) tapi penulis patut mensyukuri bahwa hidup di daerah Jawa memang penuh dengan pelbagai adat istiadat positif yang patut dilestarikan masyarakatnya.

Diantara adat Jawa yang sering dipandang sebelah mata adalah sebagai berikut:

1. Nadran, Pesta laut atau sedekah laut, syukuran nadran biasanya dilakukan setahun sekali, intinya memberi makanan yang lumayan mewah untuk ikan-ikan yang berada di lautan lepas sebagai timbal balik atas nikmat yang selama ini diberikan Tuhan kepada para nelayan dari tangkapan ikan selama setahun penuh.

2. Ngupati dan Nujuh bulan. Doa bersama dan Sedekah kepada para handai tolan atas rasa syukur dari seorang ibu hamil agar diberikan kelancaran selama menjalani masa khamilnya

3. Bubur lungsur (yang ini penulis baru tahu kemarin sore). sebuah ritual sedekah bubur khusus dan minyak goreng dibagi secara terpisah. hal ini ditunjukkan sebagai permintaan sekaligus syukuran dari ibu hamil 8 bulan, agar proses melahirkan (lungsur) berjalan dengan aman dan normal.

Masih banyak adat Jawa yang mungkin tidak akan anda temukan di daerah-daerah lain. Budaya ini sungguh mulia jika memang niat orang yang menjalankannya adalah untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhannya. bukankah jika manusia selalu bersyukur maka Tuhan akan terus menambah nikmat-nikmatnYa. mengapa masih saja ada yang memandang sebelah mata bahkan menganggap budaya ini jauh dari nilai keagamaan. betapa naifnya orang-orang yang mengklaim negatif budaya Jawa nan variatif ini.

Selama sebuah budaya tidak menyalahi batasan-batasan agama maka budaya itu akan terus legal dan harus kita lestarikan. Budaya merupakan jati diri sebuah bangsa jika kita membrangusnya maka hilanglah jati diri kita.

Sayangnya manusia modern jarang yang memahami budaya secara mendalam, sebaliknya mereka dengan bangganya mengimpor budaya Arab dan Barat apa adanya, karenanya tak heran sekarang orang Indonesia telah kehilangan jatidirinya. hanyut dalam radikalisme dan liberalisme budaya impor.

Miris sekali bangsa kita ini.

Salam Sayyed Ep

kunjungi- Kumpulan Bacaan terkait dari Sayyed :

Wahabi adalah Syiah (Sebuah konspirasi)

Muhammad Rasulullah, Wahabi, Syiah dan Sunni

 Wali Setan dan Klaim Wahabi!!!

Alquran Mainan  Miris!

Belenggu Jurnalisme Gossip?

Ibadah Untuk Meraih Simpati TUHAN

Menuhankan kebenaran Fiqih anti Madzhab Alla Wahabiyyah

Dimana Tuhan Bersemayam !?

220 Comments (+add yours?)

  1. maul651
    Nov 25, 2011 @ 18:08:59

    Apakah benar adat2 yg anda maksud merupakan produk asli masyarakat jawa? coba anda baca2 kitab sucinya umat Hindu, nanti anda akan tahu apakah adat itu merupakan produk asli masyarakat jawa atau merupakan praktek peribadatan umat Hindu sebagaimana yg tertulis dalam Kitabnya yg ajarannya sampai ke jawa, setelah anda tahu silahkan tentukan pilihan anda sendiri apakah tetap menganggap itu budaya Jawa yg akan anda lestarikan atau tidak, tidak akan ada yg melarangnya tapi anda jg harus menghormati hak2 orang lain yg tidak mau melestarikannya krn setiap maunusi punya prinsip sendiri2, toh itu bukan ketetapan dari Tuhan yg wajib dilaksanakan, jd jangan saling memaksakan kehendak…..

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Nov 25, 2011 @ 21:05:58

      Coba anda juga baca sejarah walisongo khususnya SUNAN KALI JAGA dengan pagelaran wayang dan ttokoh2nya. baca juga Buku paling berpengaruh di tanah jawa SERAT CENTINI n pengaruh RONGGO WARSITO, bagaimana mereka mengislamkan budaya n cerita-cerita hindu/budha menjadi bukan sirik bahkan malah sebaliknya menarik masa untuk memahami dunia ISLAM.. apakah kita menafikan jasa BESAR walisongo yang jelas lebih faham Indonesia. Budaya impor yang liberal dan radikal kerap hanya membuat orang tidak mensyukuri nikmat dan menafikan jasa2 para leluluhur.
      Akulturasi Why No’

      kalau masih penasaran tentang ISLAMISASI BUDAYA, silahkan baca ini kawan : http://majalah.hidayatullah.com/?p=2298

      Trima Kasih Kawan

      Like

      Reply

      • maul651
        Nov 26, 2011 @ 00:56:14

        Akulturasi memang baik, tp dalam mensikapi adat istiadat Islam sudah punya rambu2 yang sudah diatur yaitu kita tidak boleh mencampur adukkan yg Haq dan Bathil, kita bisa mengambil budaya yang baik dan membuang yg jelek tapi itu untuk urusan dunia, sesuai salah satu hadist nabi “utk urusan dunia beliau memerintahkan umatnya utk berkembang asal tidak ada larangannya”, tp utk urusan ibadah sumbernya hanya Al Quran & Hadist, kita dilarang untuk membuat praktek peribadatan baru tanpa dasar dari Al Quran & Hadist, untuk itu pesan saya kawan berhati-hatilah dalam mensikapi banyaknya adat istiadat di nusantara ini, klo utk urusan ibadah, jgn sampai kita mencampuradukkan yg haq & bathil sesuai perintah Al Quran, klo adat itu berkaitan dg urusan dunia atau muamalah kamu boleh berkembang sesukamu asal tdk ada larangannya….makasih kawan itu hanya pendapat klo memang diantara kita beda pemahaman amalan maka saling menghargai adalah solusi terbaik, amalan boleh beda tp jgn memutus silaturahim & jgn mamaksakan orang lain utk mengamalkan amalan yg kita yakini krn urusan amal ibadah itu hanya Alloh yg tahu mana yg paling benar, krn Alloh maha benar….

        Like

        Reply

        • son
          Mar 31, 2012 @ 21:45:59

          mana bisa ambil yg baik buang yg jelek.pasti ada psotif negatif,dan dua-duanya ga bisa dipisahkan.gmn sih pola pikir ambil yang baik buang yang jelek.adanya juga diantisipasi.budaya impor? islam bukan budaya imporkah??? kenap cuma barat yang dibilang impor sedangkan islam ga??? aneh sekali pola pikir kalian

          Like

          Reply

      • mantan santri pondok yang ustadnya idealis
        Dec 17, 2011 @ 17:12:52

        setuju .

        Like

        Reply

    • diva
      May 17, 2012 @ 14:38:02

      Saya masih cinta Budaya saya dan saya tidak akan meninggalkan budaya saya mengganti dengan budaya Arab.
      Saya akan tetap memakai kebaya dan memakai sanggul, tidak akan berkudung.
      Saya cinta budaya Indonesia, tapi juga menghargai budaya orang lain

      Like

      Reply

    • :)
      Jun 14, 2012 @ 16:35:08

      Saya jadi senyum-senyum sendiri kalo baca komen2 diatas, apa kaitannya budaya Jawa sama ajaran Hindu? Sudah pernah baca kitab suci Weda belom?

      Jauh sebelum adanya Hindu masuk ke Indonesia, di Jawa itu sudah ada agama yang bernama agama Jawi. Anda cuman melihat sesajen sebagai suatu hal yang sirik tanpa mencoba untuk menggali terlebih dahulu makna yang terkandung di dalamnya. Simbolis apa yang hendak dinyatakan dalam sesajen tersebut.

      Anda menyatakan diri Islam, namun ketika ditanya arti syahadat saja saya yakin anda hanya mengerti arti translatenya saja tidak lebih. Buktikan kalo memang anda mengerti, saat anda mengatakan “Aku bersaksi…” apa yang menjadi bukti anda mengetahuinya? Dari mendengar guru di sekolah, atau mendengar kata ortu? Syahadat adalah suatu sumpah, sumpah bahwa anda mengetahui. Ketika anda melakukannya hanya dengan rasa “percaya” apa bedanya anda dengan seorang pembohong.

      Anda mengatakan sirik pada budaya Jawa sementara anda sendiri beribadah menghadap kiblat, saya tanya kenapa barat? Bila anda menjawabnya dengan kiblat anda adalah Ka’bah, maka sayang sekali hasil perjuangan Kanjeng Nabi Muhammad dan Wali Songo menyebarkan ajaran Islam diwariskan dengan cara yang salah. Apalagi bila anda mengatakan Ka’bah adalah rumah Allah, betapa dosanya anda mengerdilkan Allah. Lahhh… Kalo rumahnya aja segitu Allah seberapa dong? Apalagi bila ada yg koar2 mengatakan orang Hindu menyembah batu sementara coba perhatikan dan sadari di Mekkah itu orang2 sujud kearah apa sih? Itu terbuat dari batu juga bukan?

      Apakah Islam yang seperti itu diajarkan Kanjeng Nabi Muhammad?
      Oleh sebab itu bila anda belom mengerti tentang Islam, janganlah terlalu sok dengan mengatakan ajaran lainnya sirik. Jika anda tidak bisa mengaitkan suatu ajaran kehidupan dengan Islam, maka bukan ajaran tersebut yang salah namun anda yang belum mengerti.

      Kalo Syahadat saja masih belom qatam bagaimana anda bisa mengatakan diri Islam?

      Like

      Reply

  2. Sayyed EP
    Nov 26, 2011 @ 02:14:40

    saya terima masukan anda. baik memang kalo kita hati-hati dalam beribadah. pertanyaaannya ranah adat apakah masuk dalam kategori ibadah? dan bagaimana mensikapi gaya dakwah Walisongo pada waktu itu? demi mengislamkan budaya hindu/budha, mereka dengan cerdiknya mendisain ulang budaya sesajen dengan budaya syukuran yg intinya kembali ke ayat – FA’AMMA BINI’MATI RABBIKA FAHADDIST. hal ini selaras dengan Qoidah: Maqosidul Lafdi Ala niyyatil Laafidz. kalo memang salah berarti cara dakwah Walisong perlu dikaji ulang.. mengapa mereka bisa sampai sukses klo bkn karena kelembutan dan USwah Hasanah – Fa bima Rahmatin Min Allahi Linta Lahum.

    memang dibutuhkan kajian mendalam terkait maqosidusyariah dan qowaidul fiqhiyyah agar kita mampu membaca masalah dari segala sisinya.

    seandainya semua umat Islam membaca Qur’an dan Hadis mentah-mentah, maka banyak sekali pemahaman yg sangat liberal dan radikal seperti kerap terjadi sekarang.karenanya saya curhat di postingan2 sebelumnya : . https://bikailarobbi.wordpress.com/2011/08/21/alquran-mainan-menjawab-salafi/

    Menguak Bahasa Manusia dan TUHAN

    Islam dan Egoisme Beragama

    Trima kasih n Salam

    Like

    Reply

    • mantan santri pondok yang ustadnya idealis
      Dec 17, 2011 @ 17:42:00

      seandainya sekarang ada wali seperti wali songo yang mampu mengislamkan jawa waktu itu , yaitu mengerti dan menguasai budaya modern saat ini . tapi sayangnya wali2 gak bisa maju . menggali al qur’an dan hadist itu itu terus yang dibahas ? apa gak bosen tu yang denger dari taun tikus mpe taun manusia ituuu ituuu terus yang dibahas ( inget waktu masih suram dipondok pesantren yang mendidik santrinya untuk jadi manusaia idealis yang tidak kenal lingkungan luar , dunia luar *alangkah bodohnya aku waktu itu , yang lebih naif lg ortuku bisa2nya memasukan aku kedalam neraka berkedok surga ) ? ayolah gali lg ? siasati dunia modern ini ! jangan jadi orang idealis , lu ga bakalan diterima jadi orang kalo idealismu masih kau tonjolkan , jangan terus biarkan islam bercabang menjadi agama2 baru ! jd muhamadiyah kek , NU kek , apa kek ? bersatulah wahai islam . karena ISLAM BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN !!! buang para dajjal berkedok kyai (para idealisme yang memecah islam) keBOSHE atau Hugo’s biar kemunafikan mereka terungkap . BUBARKAN FPI dia bukan Front Pembela islam Melainkan Freeman Preman INdonesia .. FPI = Munafik ….

      Like

      Reply

      • Sayyed EP
        Dec 17, 2011 @ 18:26:08

        tapi sayangnya wali2 gak bisa maju? menggali al qur’an dan hadist itu itu terus yang dibahas ???

        EP: naif sekali ucapanmu kawan, bukankah jika kita mendalami qur’an dan hadis tidak sepenggal-penggal justru akan menjawab semua problem yang dihadapi umat sekarang? dan opini seperti yang kamu tulis ini justru sangat berlawanan bahkan bisa menyesatkan, disamping sudah menggeneralisir masalah hanya karena kegagalan kamu dalam memahami hadis dan qur’an secara utuh.

        Kamu : inget waktu masih suram dipondok pesantren yang mendidik santrinya untuk jadi manusaia idealis yang tidak kenal lingkungan luar , dunia luar *alangkah bodohnya aku waktu itu , yang lebih naif lg ortuku bisa2nya memasukan aku kedalam neraka berkedok surga ) ?

        EP: wow… mungkin pondok yg kamu maksud adalah pondok2 yg sekarang marak dijadikan ajang pelatihan teroris? kehidupan pesantren adalah representasi kehidupan ala Rasulullah (walaupun faktanya memang jauh). dan inti dari pesantren pastinya mengajarkan bagaimana menjadikan Islam sebagai Rahmatan lil alamin, so kaitannya bukan cuma dengan dunia luar.. lebih jauh mereka di doktrin sebagai rahmat bagi alam semesta. seperti yang dijalankan Rasulullah pada priode Madinah.

        Kamu: ayolah gali lg ? siasati dunia modern ini ! jangan jadi orang idealis , lu ga bakalan diterima jadi orang kalo idealismu masih kau tonjolkan , jangan terus biarkan islam bercabang menjadi agama2 baru ! jd muhamadiyah kek , NU kek , apa kek ?

        EP: Idealis maksudnya? saya menulis tentang maslah ini di postingan berikutnya. intinya tidak ada orang yg benar2 objektif atau moderat. semua pasti memiliki hidden project yg intinya agar golongan mereka tetap eksis. seandainya anda tidak idealis pastinya akan hidup terkontang kantung tanpa arah dan tujuan jelas. maka yakinilah apa yang kamu yakini.

        Kamu: bersatulah wahai islam . karena ISLAM BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN !!! buang para dajjal berkedok kyai (para idealisme yang memecah islam) keBOSHE atau Hugo’s biar kemunafikan mereka terungkap .
        EP: kata-kata ISLAM BERSATU memang sudah menjadi mimpi yang lama terpendam, sejak Jamaluddin Al Afghani dan Murid-muridnya seperti Sayyed Qutub memberontak pemerintahan mesir waktu itu. tapi faktanya bagaimana? para pengikutnya malah ingin mendirikan negara islam dibalik Kekhalifaan yang sering dijadikan tameng. idiologi mereke pun cenderung salafy wahabi?? padahal Al-Afghani merupakan penggagum berat tasawwuf falsafi seperti yang telah dituliskan dalam karangan2nya eks : alurwah wustqo .. etc.

        Trima Kasih Masukannnya kaan
        Salam Sayyed EP

        Like

        Reply

      • dudu santri tapi mbeneh...
        Jan 12, 2012 @ 04:04:03

        hmf….ada bau2 wahabi

        Like

        Reply

  3. mbah paid
    Nov 29, 2011 @ 06:19:01

    jika acara acara seperti itu dianggap harus dilaksanakan dan jika tidak akan medatangkan suatu mudharat saya rasa itu merupakan bagian dari syirik (CMIIW saya masih dalam taraf belajar), soal dakwah para wali setahu saya pari wali dulu terbagi menjadi 2 golongan dalam berdakwah yang pertama yang sama sekali tidak mengakomodasi budaya lokal sama sekali yang dipimpin oleh sunan Ampel dan yang kedua adalah yang memberikan warna islam pada adat istiadat yang berlaku pada masyarakat tapi dengan harapan bahwa setelah mereka memahami islam dengan benar mak kebiasaan – kebiasaan tersebut akan ditinggalkan. tapi yang terjadi ternyata malah sebaliknya budaya tersebut malah dianggap sebagai ajaran dari agama islam

    Like

    Reply

    • Anonymous
      Apr 22, 2012 @ 07:42:17

      setuju sekali saya dengan anda mbah. jd mau melestarikan atau tidak mengenai ajaran tersebut bukan sebuah kewajiban bagi saya selaku umat islam. adat yang merepotkan tanpa tujuan yang jelas dalam islam bagi saya hanya sebuah beban, dan saya tida memaksa siapapun untuk menyetujui atau mengikuti cara saya ini, tapi inilah jalan yang saya pilih. saya juga tidak melarang bagi mereka yang mau melestarikan, jadi urusan ini biar ketemu kebenaranya di akhirat oleh hakim yang Maha Adil. yang mau memakai islam dengan akulturasi warisan para sunan silahkan, yang mau memurnikan ajaran islam juga silahkan, kalau saya sebenarnya lebih suka islam yang murni tanpa akulturasi adat jawa meskipun saya orang jawa tulen.

      Like

      Reply

  4. Sayyed EP
    Nov 29, 2011 @ 06:44:28

    Nah ini dia masalahnya. sesuatu yang tidak wajib malah diwajibkan. sebenarnya Tuhan itu tergantung Prasangka Mahluknya, toh kalo mereka mengaggap seandainya tidak Tasyakuran akan terjadi musibah maka terjadilah musibah (semacam doa). seandainya niatnya untuk berbagi rizqi dan bersyukur atas karuniaNYa i.Allah semua akan aman. alias tasyakuran cukup dengan sodaqoh kecil2an dan tidak diwajibkan.

    Tasyakuran tidak harus seperti yg sering kita lihat dengan jor2an dan mubadzir. intinya mengingat bahwa Dia lah hakikat sang pemberi segala nikmat. karenanya Ibnu Abbas RA dalam satu riwayatnya memperbolehkan orang miskin untuk Berkurban Iedul Adha hanya dengan menyembelih se ekor ayam saja.

    Masalah adat istiadat sebenarnya sudah dibahas tuntas dalam qoidah AL-AADAH MUHAKKAMAH yg dijelaskan para mujtahid. adat boleh dijadikan tolak ukur satu hukum kalo memang sejalan dengan garis Syariat. masalahnya adalah hukum furu’ kok disamakan dengan aqidah??

    Makasih masukannya n tambahan tentang sejarah itu .. Jabat erat
    Sayyed EP

    Like

    Reply

    • Anonymous
      Apr 22, 2012 @ 07:47:13

      setuju banget om, soalnya memang orang-orang sering berubah tujuan dari tasyakuran menjadi ajang saling pamer kemampuan.

      Like

      Reply

  5. aan
    Nov 30, 2011 @ 18:41:51

    yang mau adat timor tengah, timor timur angkat kaki silahkan
    yang mau melestarikan budaya bangsa nasional silahkan
    ingat Indonesia masih NKRI belum menjadi NII… peace

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Nov 30, 2011 @ 19:04:49

      Pasca suksesnya Dakwah Islam di Tanah Jawa Sejatinya Indonesia Khususnya Jawa sudah dan masih menjadi NII kalo kita membaca referensi yg ada, mengingat dalih [Alislamu ya’lu wala yu’la alaih]. – dari buku : Bughyah Mustarsidin Karya Abdurrahman Almashur

      intinya jgn trprovokasi ma judul, saya sengaja membuat orang penasaran agar mereka melestarikan budaya yang lazim yg sesuai dg standar dan intinya adalah : Hubbul Wathon Minal Iman.. aka Cinta Tanah Air adalah sebagian bukti dari Keimanan
      Thnks

      Like

      Reply

    • Anonymous
      Apr 22, 2012 @ 07:51:25

      ini orang Gajebo, ente kira di indonesia cuma ada adat jawa? ada sumatra, kalimantan, irian, dsb. memang semua orang di pulau tersebut pake adat jawa? NKRI nya tetap satu ngapain pake bawa-bawa luar negeri. kita lagi bahas adat jawa, bukan adat luar, ngapain nyuruh2 orang pindah.

      Like

      Reply

      • Sayyed EP
        Apr 29, 2012 @ 10:56:38

        kenapa kok hanya memahami satu sisi saja mas? apa perlu diperjelas bahwa saya mencontohkan salahsatu budaya yang ada di Indonesia kok anda merasa tidak kebagian eklusivisme?

        sekali lagi silahkan difahami secara utuh.. ini sekedar satu contoh yang kebetulan saya melihatnya secara langsung..

        Trima Kasih
        Salam Sayyed EP

        Like

        Reply

  6. kangyosahmed yosman
    Dec 02, 2011 @ 06:59:18

    saya setuju dengan bung Sayyed EP. Di dalam Al Quran itu sendiri ada ayat yang mengatakan ” Ud’u illaa sabili Robbika bil hikmah wa mauizotil hasanah, wa jadilhum billati hiya ahsan”; Ajaklah kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah dan lemah lembut dan dengan cara yang baik-baik. (maaf klo artinya salah, saya bukan orang yang Hafidz Qur’an atau Hadist). Intinya mengajak semua orang untuk beriman kepada Allah SWT, mengenai cara-caranya di sesuaikan dengan kadar pengetahuan dari penerima. Dan buktinya Walisongo malah lebih berhasil menyebarkan agama Islam dibanding ulama atau cendekiawan muslim saat ini yang notabene sarjana lulusan dari Makkah atau Kairo. Mereka sarjana-sarjana itu kaku dan sok benar. Padahal sebuah keyakinan itu muaranya adalah hati. Sekarang bagaimana Islam akan menjadi Rohmatan lil alamin kalo tidak fleksibel.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 02, 2011 @ 11:42:11

      Makasih.. setiap orang memang memiliki kepahaman masing-masing tergantung dimana komunitas mereka berada. masalah dakwah orang sekarang meskipun PROF / Doktor tetep jelas jauh dan beda bgt, karena keikhlasan dan ketakwaan org dulu sudah sundul langit. sementara kita org sekarang hmmm entah bisa istiqomah konsisten aja dah hebat..

      salam

      Like

      Reply

  7. ari
    Dec 11, 2011 @ 10:18:25

    kalau konteksnya seperti beberapa contoh yg telah ditulis,yaitu mitoni,bubur lungsur adalah tak lain untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat (anak) yg diberikan maka hal itu tak menjadi masalah.karna Allah sendiri memerintahkan umatNya untuk selalu bersyukur kepadaNya.

    tapi pada contoh Nyadran,yaitu melarung sesajen,yg ditujukan pada Ratu pantai selatan,atau untuk arwah leluhur,maka hal itu sudah bersinggungan dengan musyrik.bukankah ibadah itu ditujukan hanya untuk Allah?kenapa kok ada sesajen utk yg selain Allah?

    contoh lain yg saya angggap tidak berlawanan dengan aqidah karna tidak ada hubungannya dengan ibadah adalah misalnya adat nikah.misal temu,midodareni,dll itu hanyalah sebuah ritual upacara adat saja.tetapi hati2 jika hal tsb berubah menjadi praktek musyrik,misalkan sisa air mandi diperebutkan karna dianggap membawa berkah,adanya perhitungan hari2 baik padahal dalam Islam semua hari itu baik,adanya larangan menikah dengan arah rumah calon penganten wanita tertentu,padahal tdk ada larangan dalam Islam ttg hal tsb.

    Like

    Reply

    • mantan santri pondok yang ustadnya idealis
      Dec 17, 2011 @ 17:10:47

      masyarakat jawa itu cerdas berfilosofi , pahami dulu filosofi dibalik itu semua baru berkomentar !!

      Like

      Reply

      • Sayyed EP
        Dec 17, 2011 @ 18:31:51

        Jempol, ini dia jawaban netral dalam memahami budaya dan adat yang ada. Kejelian kita membaca sejarah akan membuka cakrawala dunia lain yang terbentang luas.

        Thnks

        Like

        Reply

      • ari
        Dec 20, 2011 @ 00:32:11

        sudah cukup paham..tolong jelaskan apa maksud melarung sesajen di laut?untuk siapa?kalo memang mau bagi2 rejeki dengan hewan2 di laut,kenapa harus berupa nasi kuning,buah2an?emangnya ikan suka nasi kuning?buah2an?kenapa gak langsung saja sebar nasi (kalo memang buat hewan2 di laut)

        kalo ternyata itu untuk ratu pantai selatan,no komen deh….udah jelas boleh atau tidaknya

        Like

        Reply

        • Sayyed EP
          Dec 20, 2011 @ 04:45:54

          klo tujuannya dah keluar dari standar dan pakem syariah yah jelas mas di artikel jg dijawaab.

          masalah warna makanan dan macam2nya itu terserah adat saja. yang jadi masalah adalah ketika kita tahu bahwa itu memang mubadzir dan tidak mungkin di makan oleh hayawan, baik manusia maupun ikan. dan anda pasti tahu hukum menyia-nyiakan makanan.

          Accidentally we re @ the same point
          thnks mas

          Like

          Reply

  8. Odi
    Dec 15, 2011 @ 16:43:47

    pendek banget pemahamannya. terlalu susah ni kali dijabarin, gak bakal masuk.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 15, 2011 @ 20:48:46

      ya tergantung siapa yang menangkap mas bro termasuk ente yg mengklaim jg [mangaaf]. memang sekilas terasa gamang dan blunder, mungkin karena penulis sengaja pingin yang simpel2.

      namanya juga coretan iseng. baca aja coretan yang lainnya, mungkin tidak ada yg terpuaskan karena kedangkalan penulis dalam menyimpelkan sebuah maslah besar. ok

      salam Sayyed EP

      Like

      Reply

  9. Cah Yo'
    Dec 16, 2011 @ 17:03:30

    Alhamdulillah….maturnuwun buat pencerahannya…..
    membaca coretan sampeyan, saya inget ama ajaran (alm) Bapak saya…tentang NIAT…bahwa semua ibadah yang kita lakukan ini demi Allah SWT…memang banyak masyarakat jawa yg salah kaprah mengenai niat-nya…tapi saya yakin lebih banyak yg niatnya memang bener lillahi ta’ala…
    kewajiban kita untuk selalu mengingatkan saudara seiman agar meluruskan niat..hanya kepada Allah SWT….^_^

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 16, 2011 @ 21:05:25

      Yup segala Puji Bagi Allah SWT yang telah mengutus Muhammad PBUH sebagai Rahmat bagi alam semesta, dan bukan untuk segelintir kelompok saja yang mengklaim paling di Ridhoi Tuhan.

      apa yang tersirat adalah sesuatu yang sebenarnya kembali pada Qoidah : Maqosidul Lafdi Ala niyyatil Laafidz dan hadis Likullim Riin Maa Nawa..

      Makasih jg mAs bro

      Salam SAYYED EP

      Like

      Reply

  10. Pulung
    Dec 17, 2011 @ 17:00:55

    saya ingin sedikit berkomentar , saya orang jawa yang memiliki karakter dan selalu ingin mempertahankan budaya saya . budaya jawa kadang memang dianggap sebelah mata oleh orang yang biasanya sudah “menjadi orang arab” , celana gojag gajeg , yang cewe kaya ninja , terlalu idealis sehingga banyak memberi citra negatif . setiap bangsa dilahirkan pada dunia yang berbeda beda , kondisi geografis yang berbeda , karakter sifat manusia/bangsa yang berbeda , keadaan politik yang berbeda sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan setiap daerah itu berbeda dan mungkin susah untuk disamakan (kecuali orang yang bisanya tiru-tiru budaya orang sok nyama2in diri gitu biar keliatan “wahh”) . ayolah orang orang jawa , jangan adobsi budaya timur tengah budaya mereka juga tidak sepenuhnya lebih baik ? kita punya budaya sendiri , budaya kita tidak bersalah , nyadran , nyewu , nyatos , dll itu tidak salah jika memang dilakukan atas dasar beribadah pada allah , dunia mulai terang , allah sudah jelas2 nunjukin mana yang yang benar mana yang salah , allah maha tau niat yang ada didalam hati kita !!!!

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 17, 2011 @ 18:34:47

      ya seperti yang telah dijawab oleh MAS mantan santri idealis diatas. Adat jawa memiliki filosofi yang sangat dalam dan harus dikaji agar mereka yang memandang sebelah mata bisa melihat secara utuh ( dua mata sekaligus) hehehehe..

      Thnks

      Like

      Reply

    • albert
      Dec 27, 2011 @ 07:44:05

      ayolah orang orang jawa , jangan adobsi budaya timur tengah budaya mereka juga tidak sepenuhnya lebih baik ? kita punya budaya sendiri , budaya kita tidak bersalah , nyadran , nyewu , nyatos , dll itu tidak salah jika memang dilakukan atas dasar beribadah pada allah

      maaf kalo salah,,bukannya nyadran , nyewu , nyatos , dll itu adatnya orang Hindu budha ya gan,,,

      bukannya dasar beribadah itu sudah ada di tentukan di Alqur’an dan Hadist…

      budaya itu harus menurut agama, jangan Agama yang menurut budaya…

      maaf kalo salah, saya juga masih dalam taraf belajar

      Like

      Reply

  11. Asyaif
    Dec 18, 2011 @ 05:38:21

    mantapp sekali bro ulasannya!!
    tempo hari kost saya didatangi gerombolan orang (cowo2)
    pake baju putih2 terusan (kayak daster gitu, khas timur tengah)
    mereka pada ceramah ngajakin gabung komunitas mereka
    logatnya sok2 logat timur tengah gitu
    pas saya tanya orang mana, lhadalah ternyata orang temanggung
    sama2 orang jawa kok ya pake logat arabia to ya…
    nggak sekalian naik onta aja kemana2?

    Like

    Reply

  12. Ahhamado
    Dec 19, 2011 @ 07:59:21

    Hati-hatilah dengan judi, wahai saudaraku! Allah Ta’ala berfirman,

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

    “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 90)

    Like

    Reply

  13. johart
    Dec 19, 2011 @ 14:27:17

    sedikit berkomentar, mohon maaf apabila ada salah kata.Saya sendiri orang jawa, istri orang solo (kurang lebih 5 km dari kraton). Meskipun beragama islam sejak lahir, saya perlu banyak belajar tentang islam. Sejauh yang kami pahami, kami berusaha menempatkan segala sesuatunya berdasarkan ajaran agama, bukan pada adat tertentu. Misal: cara berpakaian, istri menutup aurat, entah mau berpakaian kebaya, gamis atau apalah. Dalam memperingati kelahiran anak tidak menggunakan perhitungan sepasar atau selapan, tapi 7 hr,14 hr dst saya lupa sampai umur berapa.
    dan maaf, jujur dlm adat istiadat jawa banyak unsur yang mengandung sinkretisme.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 19, 2011 @ 19:21:11

      Sebenarnya kegundahan anda sudah berulangkali disinggung di atas. tapi memang butuh kejelian dan kajian khusus untuk memahami adat yg legal dan ilegal. so masalah sinkretisme itu tergantung anda menilai dari segi mananya dulu?

      Menilai apa yang di lakukan oleh wali songo dengan sebelah mata.. hanya akan di tertawakan oleh mereka yang mengerti siapa wali songo dan ilmu lahir batinnya.

      ikuti yang jelas dan tinggalkan yang ragu. itu saja,

      Makasih

      Like

      Reply

  14. jodi
    Dec 20, 2011 @ 04:50:48

    assalamualaikum semuanya…
    seru banget diskusinya….ane sendiri yang orang jawa tetap bangga akan budaya2 jawa tersebut,,,terlepas dari konteks golongan,,,islam itu kan agama yang damai to sodara2….islam lahir di arab,jadi budaya islam itu sendiri adalah budaya orang2 arab namun sudah di filter mana yang bisa di gunakan/tidak…sedangkan islam di indonesia pertama di bawa juga oleh pedagang2 dari arab,,,mereka menyebarkan juga pastinya dengan budaya mereka,ini seandainya ya,,,KALO ISLAM ITU LAHIR DI INDONESIA/JAWA. kira2 menurut sodara sekalian bagaimana penyebarannya??apakah sama dengan budaya islam sekarang yang mengadaptasi budaya arab??walisongo itu adalah orang yang sangat cerdas dalam menyikapi masalah budaya,,,,kita pakai PENGANDAIAN lagi…kita dari lahir selalu mengkonsumsi NASI sampai usia 20tahun,tiba2 NASI/PADI PUNAH!finally NASI di ganti dengan JAGUNG(kayak burung merpati aja hahaha) bagaimana rasanya??aneh,asing,memberontak kenapa nasi bisa punah??seperti itulah budaya (menurut saya lho)….agak ngelantur ya….tapi itulah yang ane gunakan untuk menyikapi segala perbedaan yang ada,,keep brotherhood aja ya semuanya…ane lahir dari keluarga full NU,sempat mondok di pesantren di jawa timur 6thunan,sekarang juga sedang menghadapi perbedaan pemahaman tentang Islam itu dengan keluarga wanita yang insya allah jadi pendamping yang di besarkan oleh keluarga MTA (majelis tafsir alquran) ya semoga bisa lancar mohon doanya juga,,,(curcol dkit)

    Like

    Reply

    • ari
      Dec 21, 2011 @ 05:22:57

      sama seperti yg saya alami.saya dari kluarga besar NU (walopun saya sendiri netral) tetapi keluarga istri saya MTA. ketika ada kluarga yg melahirkan,ayah mertua saya bener2 gak mau datang saat itu juga karna beranggapan pasti sedang dilakukan banca’an.siangnya selang beberapa waktu baru mau datang. bahkan ketika istri saya hamil sekarang ini,kluarga besar saya justru yang mengadakan acara 3 bulanan dan 7 bulanan. acaranya pun tdk melanggar syariah menurut saya,karna cuma diadakan pengajian dan diba’ oleh ibu2 pengajian tempat ibu saya mengaji, bukan acara pake mandi kembang,belah kelapa,dll. tetapi kedua mertua saya bener2 gak mau datang. padahal dari kedua belah pihak (ortu saya dan mertua saya),anak saya ini adalah cucu pertama.

      Like

      Reply

      • Sayyed EP
        Dec 24, 2011 @ 06:59:19

        sangat menantang sekali klo memang keluarga istri anda/ calon mertua anda dari golongan MTA.. secara memang sering terjadi perbedaan antara NU dan MTA.. tapi bagaimanapun semua ada hikmahnya.. yang penting tidak saling menyalahkan klo hanya masalah furuiyyah saja.

        semoga mawaddah wa rahmah selamanya Mas Jodi dan Mas ari..

        salam dari anak muda yg masih lajang ):

        thnks

        Like

        Reply

  15. bikailarobbi.wordpress.com goblok jancok gatel anjinig pelacur
    Dec 21, 2011 @ 07:14:24

    sokor ngomong ae ki seng nduwe blog ancen wong goblok rasis

    Like

    Reply

  16. alamtakambangfathul
    Dec 21, 2011 @ 12:40:42

    asalkan gak ada kepercayaan”klo tahun ini gak sedekah laut tahun depan bakal sepi tangkapannya” atw gak “klo gak nujuh bulan anaknya bakal cacat ”
    lagipula klo mw bersyukur dan berdoa tinggal diucapkan saja langsung ke Allah SWT,gak perlu lewat ritual yg aneh2

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 21, 2011 @ 13:08:24

      pamer nikmat malah dianjurkan loh mas. bahasa sok arabnya TAHADDUS BINI’MAH – dalam Alqur’an jg jelas : Faamma Bini’mati Rabbika Fahaddis ..

      karenanya tidak cukup hanya dengan ucapan saja..

      masalah keyakinan kan tergantung individunya.. masa tasyakuran sedekah tolak bala and menjalin silaturahmi kok di anggap macem2.

      Thnks

      Like

      Reply

  17. Nada
    Dec 21, 2011 @ 13:01:20

    Pengen nanya…
    Anda orang Islam yang bersuku Jawa,
    Atau orang Jawa yang beragama Islam?
    Orang Islam berkewarganegaraan Indonesia,
    Atau orang Indonesia yang beragama Islam?
    Menurut anda, kalau hanya punya satu kesempatan belajar bahasa, anda memilih bahasa arab (yg menjadi bahasa Al-Qur’an), bahasa Indonesia atau bahasa Kawi? 🙂
    Jika ada bertampah-tampah makanan manusia yang layak makan, dalam Islam sebaiknya disedekahkan ke fakir miskin atau disedekahkan pada ikan2 di laut?
    Saya setuju pernyataan “selama sebuah budaya tidak menyalahi batas-batas agama maka budaya itu akan terus legal dan harus kita lestarikan”. Karena itu mari kita pilah-pilah mana yang layak dilestarikan dan mana yang tidak.
    Maaf kalo komennya kepanjangan.
    Ohya, saya suku Jawa yang lahir dan besar di tanah Melayu.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 21, 2011 @ 13:24:28

      Saya Islam Keturunan yang Lahir di Jawa..

      Bahasa, apapun bahasanya pasti difahami Tuhan mbak. bahkan isyarat org bisu sekalipun (:

      saya kurang begitu menangkap pertanyaan 2 dua diatas.. apa mau mengklaim bahwa saya RASIS.,. seperti yang diatas?

      masalah sedekah anda pasti lebih faham. bagaimana tentang Hadis kisah Syafaa’at [pertolongan] Pelacur yang memberi minum seekor anjing yg sedang kehausan itu? hingga akhirnya dosa pelacur itu dimaafkan sang Khaliq.

      atau mungkin anda ingin menjelaskan tentang fiqih prioritas. boleh, n silahkan .

      salam

      Like

      Reply

  18. rawins
    Dec 23, 2011 @ 05:07:23

    angkat tangan dah kalo dah bahas ginian
    bagaimanapun juga ga bakalan nyambung kalo kita lihat satu hal dari kacamata yang berbeda
    kalo mau bicara tentang agama ya nyeburlah ke kolam agama sampai lecek
    kalo pengen ngomongin budaya ya nyemplung dulu ke kolam budaya sampai basah kuyup
    baru berpikir, beropini dan bicara
    taunya agama doang maksa ngomong budaya, paling banter bikin orang berantem
    begitu juga sebaliknya…
    buka mata telinga hati dan pikiran, teman…

    Like

    Reply

  19. putra
    Dec 23, 2011 @ 05:41:41

    agama sebetulnya tidaklah repot ,bagaimana pola fikir manusia nya mau repot mau tidak,semuanya kembali ke benak masing masing manusia…keyakinan atau kepercayaan tidak bisa di paksakan ,mau baik mau buruk janganlah menghakimi manusia lain ,tapi hakimilah diri sendiri…seperti mencari tuhan carilah kedalam diri sendiri,karena ke AKU an ,ke EGO an itulah yang mesti di berangus …islam adalah rahmatan lil alamin dimana islam adalah rahmat bagi semesta alam,belajarlah dari leluhur kita yang maha bijaksana dan menghormati alam,semesta ,tidak berpemikiran dangkal…maen hujat ,maen kafirkan , agama adalah untuk memperbaiki ahlak kita sendiri dan manusia banyak pada umumnya ,ingat kawan parang islam ketika menggorok saudara kita yang komunis,ingat ketika meneriakan yell yel atas nama tuhan dan memukul manusia yang lain…hilangkan semua kebencian,rasa dengki,sifat sifat hewan dalam diri kita….dan ingat apapun agamanya ..minumnya tetap teh botol sosr* …

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 24, 2011 @ 06:54:53

      wow bijak sekali anda..

      memang sudah deket hari H .. jadi mudah terprovokasi.., seperti halnya penulis memprovokasi isi dari tulisan ini dengan judul yang ngawur.. hehehe..

      thnks masukannya mas.

      Sayyed EP

      Like

      Reply

  20. wahyu
    Dec 23, 2011 @ 11:55:39

    Menurut saya sih, kembali ke niat masing-masing. Kita saling menghargai pendapat orang lain, masalah apa yang kita lakukan itu dosa apa nggak, dapat pahala apa nggak itu cuma Alloh yang tahu. Tapi ya tetap harus dalam koridor tidak melangar apa yang dilarang Alloh toh.

    Like

    Reply

  21. SOK TUA
    Dec 23, 2011 @ 22:12:17

    Wakakakakak…. dasar orang aneh2… pada ngomong kaya sok Tuhan… antara benar dan salah… yang menganggap dirinya kaya tuhan mengadili manusia padahal belum bisa mengadili seperti Tuhan. Udah jelas2 agama/keyakinan apa aja tuh hubungannya Vertikal ( individu dengan Tuhan ) gak bisa diganggu gugat, dan hubungan horizontal ( manusia dengan alamnya ). kalo di campur aduk/hub vertikal n horizontal yang ada korsleting/kebakaran jenggot…. dan kedua titik pasti ke arah 0 alias netral Band/ menuju titik keseimbangan 😀

    ada pepatah Jawa ” Jangan suka merasa bisa, tapi bisalah merasakan ” Kebanyakan orang Pintar malah2 bisanya membuat kerusakan di bumi, kebanyakan orang Bodoh juga membuat kehancuran bumi. Jadi apakah Pintar dan Bodoh itu sama saja…. Yang terpenting adalah Netrall Band,

    Tuhan menciptakan dan memusnahkan suatu kaum karena tidak bisa menjaga keharmonisan di alamnya dan tidak mengenal tuhannya, alias udah gak saling mengimbangi/ gak balance lagi… mari dari kita mengimbangi… menjaga keharmonisan, kerukunan, toleransi, kebajikan, kebaikan, keindahan, dan semua hal2 yang baik di diri kita… lalu pancarkan keharmonisan itu ke alam semesta –> itu adalah tujuan dari semua agama… Toh agama semua berasal dari 1 Tuhan… walaupun akal pikir manusia menyangkal, dan berdalih, selama 1 kebaikan bersumber dari tuhan dan dilakukan… mengapa tidak??? daripada tidak sama sekali.

    Ayo sapa yang Setujaaa…. unjuk kakiii 😀

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 24, 2011 @ 07:00:58

      wah orang Liberal masukk.. silahkan tertawa…., dunia gak ramai klo kita gak saling adu pendapat dan memperkuat argumen kita masing2.. meski keyakinan harus tetap ada di sanubari kita..

      salam SAYYED EP

      Like

      Reply

  22. Anonymous
    Dec 24, 2011 @ 06:45:47

    kamu bukan orang jawa makanya gak tau hal itu

    Like

    Reply

  23. DS
    Dec 26, 2011 @ 06:53:01

    Masalahnya Wali yg mengambil budaya jawa dulu lupa (ato pura2 lupa) bilang kalo ini bukan adat islam & sebaiknya ditinggalkan kalo sudah benar2 memahami islam…
    Akibatnya y seperti ini, pemeluk Islam di jawa banyak tapi lebih memilih menjalankan bid’ah2 ga jelas di banding menjalankan ibadah sunah yg jelas2 diajarkan Rasul…

    Untuk contoh2 yg TS sebutkan diatas bukan kebudayaan, kalo cuma sekedar melestarikan budaya, kenapa g coba melestarikan budaya asli seperti tarian daerah, lagu daerah, dll yang justru sekarang sudah semakin punah…
    Yg TS sebutkan diatas sudah termasuk kepercayaan & memang Syirik…
    Karena itu merupakan turunan dari kepercayaan animisme-dinamisme yg dianut nenek moyang kita, kemudian oleh di bumbui dengan do’a islam supaya mudah diterima masyarakat saat itu…
    Mirip dengan cara yg dilakukan oleh para penyebar ajaran Kristen untuk menyebarkan ajaran mereka pada kaum Pagan…

    Kalo niatnya untuk bersedekah bukankah masih banyak cara yang sesuai syar’i, bisa dengan memperbaiki sarana & prasarana umum, memberi makan orang yang kurang mampu, dll.
    Kalau ada yang bilang “nyadran , nyewu , nyatos , dll itu tidak salah jika memang dilakukan atas dasar beribadah pada allah” sebutkan satu dalil saja yg menyebutkan ny…
    Karena hukum asal ibadah adalah haram kecuali ada dalil yang memerintahkannya…
    Bagi yang berpendapat “hukum furu’ kok disamakan dengan aqidah??” bagaimana menurut anda tentang ayat ini “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (QS. Al Baqarah ayat 208)

    Saya tidak bsia memaksakan pemahaman saya pada TS atau siapapun, begitu juga sebaliknya, saya cuma menyampaikan apa yang menurut saya benar…
    Terima kasih…

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 27, 2011 @ 03:54:59

      DS: Masalahnya Wali yg mengambil budaya jawa dulu lupa (ato pura2 lupa) bilang kalo ini bukan adat islam & sebaiknya ditinggalkan kalo sudah benar2 memahami islam…
      EP: kok pembelaan anda cuma segitu? seolah2 lebih FAHAM AGAMA dari SUNAN- SUNAN yang telah mencapai derajat MAKRIFAT dan bukan seperti kita yang hanya tahu kulit agama saja.. karenanya klo belum faham jangan MENGHUKUMI, klo memaksakan pastinya akan ngawur karena MERASA LEBIH AHLI dari yang benar2 AHLI.

      DS: Untuk contoh2 yg TS sebutkan diatas bukan kebudayaan, kalo cuma sekedar melestarikan budaya, kenapa g coba melestarikan budaya asli seperti tarian daerah, lagu daerah, dll yang justru sekarang sudah semakin punah..

      EP: namanya juga kebiasaan aka adat.. terserah mereka mau pilah pilih atau meninggalkan semua kebiasaan lama juga gak papa. asal tidak meninggalkan kewajiban yg ada.

      Kafir dan tidak Hanya DIA yang tahu niat orang2 yang menjalankannya mas… Jika begitu adanya maka kePERCAYAan anda kepada DOKTER atau Obat yang bisa menyembuhkan Juga KAFIR yang terang benerang…

      Masalah ayat itu apakah anda sudah menelaa’ah asbabbun nuzul ayat dan relasinya.. atau ini saja, tulisan ngawur yg gamblang :https://bikailarobbi.wordpress.com/2011/08/07/dibalik-bahasa-manusia-dan-tuhan/

      Sebenarnya niat anda mulia seperti pemahaman Salaf Wahabi pada umumnya.. hanya saja anda mungkin tidak menerima kajian ulama-ulama madzhab yang lebih tajam dalam menelaah masalah dari segala sisinya.
      Sayyed EP

      Like

      Reply

      • DS
        Dec 27, 2011 @ 14:29:54

        EP: kok pembelaan anda cuma segitu? seolah2 lebih FAHAM AGAMA dari SUNAN- SUNAN yang telah mencapai derajat MAKRIFAT dan bukan seperti kita yang hanya tahu kulit agama saja.. karenanya klo belum faham jangan MENGHUKUMI, klo memaksakan pastinya akan ngawur karena MERASA LEBIH AHLI dari yang benar2 AHLI.

        DS: Saat penyebaran awal islam para wali dulu terbagi menjadi 2 golongan dalam berdakwah yang pertama Santri Putihan, yaitu dalam masalah ibadah tidak kenal kompromi dengan adat-istiadat dan kepercayaan lama. Ibadah harus dilaksanakan secara murni dan konsekwen. Ibadah harus sesuai dengan aturan yang tersebut di dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Dan yang kedua Santri Abangan adalah golongan yang masih mentolerir kepada adat-istiadat dan kepercayaan lama, tidak tergesa-gesa merubah adat-istiadat lama, tetapi dipengaruhi sedikit demi sedikit, diarahkan secara bijaksana sebagai media dakwah.
        Disitu jelas bahwa mana islam “murni” mana yang islam “campuran”.

        Saya tidak merasa lebih ahli dari para wali, saya cuma mencontoh mereka yang lebih ahli dari para wali, apakah salah…???
        Mereka adalah Rasullah & para sahabat.

        EP: namanya juga kebiasaan aka adat.. terserah mereka mau pilah pilih atau meninggalkan semua kebiasaan lama juga gak papa. asal tidak meninggalkan kewajiban yg ada.

        DS: Saya melihat inkonsistesi disini. Awalnya anda menganjurkan kita melestarikan budaya jawa (saya tahu pengertian budaya antara kita berbeda), lalu mengatakan terserah kalo mau meninggalkan.
        Saya menangkapnya tinggalkan budaya = yes, tinggalkan kepercayaan = no. Karena saya menganggap budaya & kepercaaan adlh 2 hal yg berbeda.
        Disini masalahny, semakin mereka sibuk dengan bid’ah (bagi yg mengaggap hal tsb adlh ibadah), akan semakin meninggalkan kewajiban dan sunnah-sunnah. Silahkan perhatikan tetangga anda yang sering menjalankan ritual2 semacam itu, apakah mereka rajin sholat wajib berjama’ah di masjid? Padahal hal tersebut adalah fardhu kifayah.

        Untuk percaya kepada dokter, itu bukan termasuk syirik karena itu merupakan ikhtiar kita supaya sembuh. Lagi pula ilmu kedokteran sama sekali tidak bertentangan dengan ilmu agama. Beda lagi dengan orang yang melarung sesaji dilaut atau ditempat keramat karena khawatir tahun depan hasil panen menurun dsb.

        Mengenai QS. Al Baqarah ayat 208 dari tafsirnya secara garis besar ialah menyeru kpada kaum yang telah masuk Islam tapi masih mengagungkan syariatnya yang lama (mirip kondisi yg sedang kita bahas ini), untuk benar2 MENINGGALKAN syariat tersebut dan masuk ke dalam Islam secara keseluruhan.
        Itu jika anda menganggap hal tadi sebagai kepercayaan, tapi kalau anda menganggap sebagai budaya ya terserah…

        Saya cuma sekedar membedakan antara budaya dgn kepercayaan.
        Karena setahu saya islam itu cuma 1, meskipun kelak akan terpecah jadi 73 golongan, Islam sejatinya cuma 1.

        Like

        Reply

        • Sayyed EP
          Dec 27, 2011 @ 15:49:43

          WALA TUZAKKU ANFUSAKUM HUWA A’LAMU BIMANITTAQO

          anda semakin PARAH saja mas DS, kok walisongo dianggap abangan? tendensius banget mas!! santri putih yang anda maksud itu yang membunuh/ menyerang secara brutal orang2 yg menyembah atau melakukan sesaji kah? seperti yang terjadi di perang Padri dimana orang kafir harus dibunuh tanpa membedakan mana yang HARBI dan DZIMMI? sedangkan Nabi jelas2 mengatakan : “Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” (HR. An Nasa’i. Al Albani pun mensahihkan hadits ini). silahkan baca sejarah peperangan Nabi, apakah nabi dan sahabat pernah mengajarkan kebrutalan semacam itu dalam dakwahnya?

          DS: Saya melihat inkonsistesi disini. Awalnya anda menganjurkan kita melestarikan budaya jawa (saya tahu pengertian budaya antara kita berbeda), lalu mengatakan terserah kalo mau meninggalkan.
          Saya menangkapnya tinggalkan budaya = yes, tinggalkan kepercayaan = no. Karena saya menganggap budaya & kepercaaan adlh 2 hal yg berbeda.

          EP: loh, melestarikan semua budaya untuk semua masyarakat apa mungkin mas. lagi2 anda memaksakan tulisan saya seolah saya mewajibkan mereka untuk melestarikan semua budaya. jangangankan masyarakat awam. Departemen kebudayaan yang ada juga jelas tidak mampu menlestarikan semua budaya, apalagi masyarakat awam yg memiliki kesibukan masing2.

          Budaya yess kepercayaan no, ada apa ini. bukankah sudah jelas dalam artikel klo budaya msh dalam standar tidak meyalahi syariat boleh dilakukan. apalagi niat mereka tasyakuran. perbedaan yg kita yakini adalah : anda memasukan budaya ini dalam masalah aqidah, seolah2 anda tahu niat mereka sengaja untuk melakukan SYIRIK. sementara saya mengaggapnya Furuiyyah dimana poinnya: Lilwasaail hukmul maqosiid.

          DS: Disini masalahny, semakin mereka sibuk dengan bid’ah (bagi yg mengaggap hal tsb adlh ibadah), akan semakin meninggalkan kewajiban dan sunnah-sunnah. Silahkan perhatikan tetangga anda yang sering menjalankan ritual2 semacam itu, apakah mereka rajin sholat wajib berjama’ah di masjid? Padahal hal tersebut adalah fardhu kifayah.

          EP: masalah ibadah atau bukan, jelas anda mengaggap ini masuk kategori aqidah, dan poinnya anda akan men TakfirBidahChurofat kan budaya ini?
          orang yang menjalankan budaya diatas tidak semua sama seperti yang ada dalam fikiran anda, banyak dan mayoritas mereka malah menjadi tauladan atau publik figur dimasyarakatnya. sama seperti salafi wahabi juga pastinya ada/ banyak yang tidak berjamaah di masjid.

          FARDU KIFAYAH? mengharamkan budaya Bid’ah malah nt sendiri mengatakan FARDU KIFAYAH hehehe ada-ada aja nt mas. klo mksud anda adalah tasyakuran maka jelas hukumnya FARDLU AIN malah. wa lain kafartum inna adzabi LA syadied!!!

          Masalah Tafsir juga anda terlalu mengeneralisir mas : bukankah ayat itu ditunjukkan kepada orang munafik, dan orang2 yang bukan islam tapi beriman kepada kepercayaan lamanya. karenanya gunakan dalil ayat dengan bijak.. ada sabab musabab yg harus kita ketahui sebelum tergesa2 memberi poin FINAL. http://amhari.wordpress.com/2009/09/23/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-208-dalam-mafatih-al-ghayb-karya-ar-razi-1/

          Makasih

          Like

          Reply

          • DS
            Dec 28, 2011 @ 14:32:06

            EP: anda semakin PARAH saja mas DS, kok walisongo dianggap abangan? tendensius banget mas!! santri putih yang anda maksud itu yang membunuh/ menyerang secara brutal orang2 yg menyembah atau melakukan sesaji kah? seperti yang terjadi di perang Padri dimana orang kafir harus dibunuh tanpa membedakan mana yang HARBI dan DZIMMI?

            DS: Tidak ada yg kata2 saya diatas menyangkut kekerasan, cuma masalah penyebaran islam dengan atau tanpa mengadopsi budaya setempat, itu saja.
            Santri Abangan ( pengikut Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati) ingin mengislamkan orang Jawa secepat mungkin dengan jalan mengadopsi budaya setempat, Santri Putihan (Pengikut Sunan Giri, Sunan Ampel dan Sunan Drajad) takut atau khawatir bila terjadi penyelewengan terhadap agama Islam. Toh tanpa mengadopsi budaya setempat juga Rasul bisa menyebarkan islam, kenapa Wali harus mengadopsi? G sabar, ap pengen instan…???

            Untuk lebih jelasny saja, coba sodara tanyakan kepada sesepuh anda, apa bila suatu kegiatan (Melarung makanan dilaut/di tempat keramat/selamatan tujuh bulan dsb) tersebut tidak dilakukan kira2 apa akibatnya?
            Apabila dijawab berakibat hasil panen/tangkapan ikan akan berkurang/ bakal susah melahirkan dll, maka hal tersebut sudah termasuk dalam lingkup kepercayaan.
            Dan juga, jawaban bahwa kegiatan itu sebagai ucapan syukur kepada Allah sudah tidak masuk.

            Beda dengan kebudayaan yg asli, seseorang tidak akan apa2 hanya karena tidak bisa menari Serimpi dsb, iy kan?

            Setelah itu coba anda nilai, apakah hal yg anda sebut di awal termasuk kepercayaan ataukah kebudayaan.

            EP: Klo budaya msh dalam standar tidak meyalahi syariat boleh dilakukan. apalagi niat mereka tasyakuran. saya mengaggapnya Furuiyyah dimana poinnya: Lilwasaail hukmul maqosiid.
            FARDU KIFAYAH? mengharamkan budaya Bid’ah malah nt sendiri mengatakan FARDU KIFAYAH hehehe ada-ada aja nt mas. klo mksud anda adalah tasyakuran maka jelas hukumnya FARDLU AIN malah. wa lain kafartum inna adzabi LA syadied!!!

            DS: Sejak kapan membuang2 makanan di laut di masukan kategori bersyukur…???
            Jika niat mreka adalah bersyukur, hal tersebut sama sekali tidak masuk.
            Sejak kapan ikan doyan kepala kerbau?
            Sudah beda lagi kalo niat mereka ingin menyenangkan jin penunggu pantai/tempat keramat…
            Niat memohon selamat saat melaut? Pada siapa?
            Kalau pada Allah, sejak kapan Allah menghendaki kepala kerbau?
            Sudah beda lagi kalo niat mereka memohon keselamatan pada jin penunggu pantai/tempat keramat

            EP: Masalah Tafsir juga anda terlalu mengeneralisir mas : bukankah ayat itu ditunjukkan kepada orang munafik, dan orang2 yang bukan islam tapi beriman kepada kepercayaan lamanya.

            DS: Saya kopi pastekan dari link yang anda rekomendasikan
            “Kedua, bahwasanya ayat ini turun berkenaan dengan sekelompok muslimin dari ahli kitab seperti ‘Abdullâh bin Salâm dan teman-temannya. Hal itu karena setelah mereka beriman kepada Nabi a.s. mereka masih mengagungkan syariat-syariat (Taurat): mengagungkan hari Sabtu, membenci daging dan susu onta dan, serta mengatakan: “Meninggalkan itu semua mubah di dalam Islam dan wajib di dalam Taurat, maka kami meninggalkannya sebagai kehati-hatian.” Allah Ta’ala membenci hal ini serta memerintahkan mereka masuk ke dalam Islam secara keseluruhan, yaitu ke dalam syariat-syariat Islam secara keseluruhan dan tidak berpegang sedikit pun dengan hokum-hukum Taurat baik secara i’tiqâd (keyakinan) maupun amal, karena telah dimansukh”
            Disitu jelas disebutkan MUSLIM tapi masih mengagungkan syariat yg lama.
            Contoh dalam masyarakat kita: Menikah memilih hari yg baik, padahal semua hari adalah baik. (peninggalan Hindu)
            Mempersembahkan makanan pada “sing mbaurekso” dengan alasan bersyukur (peninggalan kepercayaan animisme-dinamisme)
            Apa itu bukan mengagungkan syariat lama…???

            Dalam link yg anda rekomendasikan jelas2 tertera Allah memerintahkan untuk meninggalkan kepercayaan lama.

            Terima Kasih.

            Like

          • Sayyed EP
            Dec 28, 2011 @ 15:29:32

            makin rame aja nih mas DS.. hehehe
            dah jelas nt memahami furuiyyah dengan masalah aqidah. so hasilnya tentu seperti yg dah lumrah bgt antara wahabi dan sunni di web salafytobat.wordpress.com itu

            sekali lg sepertinya nt faham bgt hati orang ingin berbuat KUFUR atau syirik.. dan menjalankan yg jelas2 salah. soal anda sudah jelas di jawab di pertanyaan teman2 diatas. kalo memang mau mengerti tujuan tulisan ini hehehe..

            anda mebeda-bedakan antara wali songo satu dengan lainnya.. jelas mereka bersatu dan sering mengadakan musyawarah bareng kok kenapa nt bisa memilah2 gitu. lahgi2 anda hanya memilih sejarah wali dengan sepenggal2 ? SERAT CENTINI juga siapa yang mengarang tuh klo bukan keluarga SUNAN GIRI.. bagaimana ajaran mereka.. putih apa abang?

            Masalah keyakinan akan terkena bala/ penyakit itu kan merujuk : Saya tergantung dari prasangka Hambaku, jika memang berperasangka buruk, maka buruklah buat mereka dan sebaliknya (hadis). Karenanya dianjurkan untuk selalu Khusnu dzhan Billah. (:

            Membuang ke laut maksudnya apa?, klo niatnya SYIRIK ya KAFIR jelas toh mas. maslah makanan buat ikan.. kotoran orang aja dimakan apalagi daging kerboo.. jamin habis mas. salahnya sedekah kok dibilang syirik??

            Masalah tafsir jg msh sepenggal2 gitu mas.. keknya ini masuk kategori qiyas ma’al fariq – fala yu’taddu bihi(faham pora). yakini apa yang anda yakini aja mas. tulisan ini sengaja agar mereka yang memahami sekilas tentang budaya tidak salah faham dan niatnya di luruskan. lagian saya tidak mengeneralisir semua budaya jawa itu benar, hanya interpertasi anda memang khas bgt, imbasnya maslah rububiyyah dan uluhiyyah ala genk nt itu loh – tauhid versi TBC

            Salam EP

            Like

    • Harahap
      Jan 30, 2012 @ 17:30:11

      setuju sekali dengan mas DS…
      inilah salah satu tanggapan yang paling memuaskan saya

      kutipan dari mas DS:
      “Kalo niatnya untuk bersedekah bukankah masih banyak cara yang sesuai syar’i, bisa dengan memperbaiki sarana & prasarana umum, memberi makan orang yang kurang mampu, dll.
      Kalau ada yang bilang “nyadran , nyewu , nyatos , dll itu tidak salah jika memang dilakukan atas dasar beribadah pada allah” sebutkan satu dalil saja yg menyebutkan ny…”

      ^^sangat setuju

      satu lagi kebiasaan yang salah: berbondong2 menziarahi makam para wali sambil memanjatkan doa agar diberi kemurahan rezeki dan berkah hidup…apa-apaan ini? (ini jelas2 perbuatan syirik)

      saya hanya bisa tertawa melihat jawaban para peziarah itu (memanjatkan doa agar diberi kemurahan rezeki dan berkah hidup) ketika ditanya oleh reporter dari salah satu stasiun tv yang meliput

      maka dari itulah Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT agar ketika dia telah meninggal, makamnya tidak dijadikan tempat memanjatkan doa atau peribadatan umatnya

      Islam itu tidak repot mas, jangan dibuat repot dengan segala budaya2 yang tidak ada dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits

      saya orang Medan keturunan Jawa Batak

      Like

      Reply

      • Sayyed EP
        Jan 31, 2012 @ 01:41:10

        waalaikum salam. ya tertawalah kalo hanya melihat dan mendengar dengan sekilas pandang. karenanya saya menyempatkan diri menulis tentang ALQURAN MAINAN dan CUrhatku PADAMU MUHAMMAD.

        Anda menafikan washila dengan sepenuhnya. dan aYat annisa -64- ayat permintaan doa kepada Rasul agar kita diberi ampunan melalalui wasilah Rasulullah pun menurut versi WAHABI SALAFI hanya berlaku ketika Rasulullah masih hidup. seperti dijelaskan Fatwa http://www.binbaz.org.sa/mat/269 . Padahal dalam kitab-kitab MADZHAB hambali (katanya wAHABI JUGA PENGIKUT imam ahmad ibnu hambal) seperti ALMUGHNI Karya Ibnu QUdamah dll, menganjurkan kita untuk membaca ayat ini ketika kita brziarah ke makam Rasulullah. Bahkan Dalam Tafsir Surat annisa ayat 64 ini, Imam Ibnu Katsir yang Murid teladannya IBnu Taimiyah pun tidak menafikan doa setelah NABI meninggal.

        apakah anda hanya memahaminya sepenggal2 hanya karena FANATISME wahabi salafinya?.
        أن النبي صلى الله عليه و سلم قال : ” حياتي خير لكم تحدثون و يحدث لكم و وفاتي خير لكم تعرض علي أعمالكم فما رأيت من خير حمدت الله و ما رأيت من شر استغفرت لكم ”
        Trima Kasih Mas

        Like

        Reply

  24. DS
    Dec 27, 2011 @ 02:30:51

    Menambahkan yang diatas…

    Beberapa kalimat yang saya coba tanggapi…
    “Hubbul Wathon Minal Iman.. aka Cinta Tanah Air adalah sebagian bukti dari Keimanan”. Hal ini untuk negara Islam bukan untuk selainny, jika anda pindah kewarganegaraan menjadi warga Amerika, saya yakin anda akan dengan senang hati dikirim ke Iraq untuk membantai muslim disana dgn dasar ini…
    “Ajaklah kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah dan lemah lembut dan dengan cara yang baik-baik”, hal ini dicontohkan langsung oleh Rasulullah dimana beliau mengajak kepada islam tanpa paksaan, tanpa tekanan, tapi tetap secara murni tidak di campur dengan adat lokal.
    “KALO ISLAM ITU LAHIR DI INDONESIA/JAWA. kira2 menurut sodara sekalian bagaimana penyebarannya??apakah sama dengan budaya islam sekarang yang mengadaptasi budaya arab??” Saya yakin jika yang menyebarkan menggunakan metode yang sama dengan yg digunakan Rasulullah maka akan SAMA. Jika anda mau mencermati ajaran islam, bagian mana yang mengadopsi budaya arab (selain bahasanya)??? Arab yang saya maksud bukan Arab saat ini tapi arab saat islam turun dulu, saat masih dalam masa jahiliyah, penyembahan berhala dimana2, berakhlak buruk, bertuhankan hawanafsu. Tidak ada.
    “kalo memang salah berarti cara dakwah Walisong perlu dikaji ulang.. mengapa mereka bisa sampai sukses klo bkn karena kelembutan dan Uswah Hasanah”, tolok ukur keberhasilan penyebaran islam bukan hanya dari jumlah yg besar, tapi lebih pada pemahaman terhadap islam. pantaslah kalo umat islam saat ini dianggap seperti buih dilaut…
    “Menilai apa yang di lakukan oleh wali songo dengan sebelah mata.. hanya akan di tertawakan oleh mereka yang mengerti siapa wali songo dan ilmu lahir batinnya.” Wah benar2 orang jawa, lebih mengagungkan Wali (yang memang secara ilmu lahir bathin lebih digdaya, sakti mandraguna, ora tedas tapak paluning pande, bisa menghilang, bisa berjalan di atas air, bisa membangun masjid dalam semalam, mampu membangun masjid megah hanya dari tatal (potongan kayu) dan segala macam mitos kesaktian.) dibanding Rasul yg cuma manusia biasa (perjalanan jauh naik unta, terluka saat peperangan, giginya patah, dll).

    Jika memang TS orang jawa yang benar2 ingin melestarikan budaya jawa saya ingin menanyakan beberapa hal…
    Apakah anda selalu menggunaka kromo inggil saat berbicara dengan orang yang lebih tua? Paham dengan aksara jawa beserta pasangan2nya? Bisa memainkan alat musik tradisional seperti rebab dsb?

    Banyak hal yg bisa kita lakukan untuk melestarikan budaya jawa, disini yang saya maksud budaya benar2 budaya, bukan kepercayaan. Inilah yang seharusnya dilestarikan…

    Saya tidak bisa memaksakan pemahaman saya pada TS atau siapapun, begitu juga sebaliknya, saya cuma menyampaikan apa yang menurut saya benar…
    Terima kasih…

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 27, 2011 @ 04:33:26

      DS: Beberapa kalimat yang saya coba tanggapi…
      “Hubbul Wathon Minal Iman.. aka Cinta Tanah Air adalah sebagian bukti dari Keimanan”. Hal ini untuk negara Islam bukan untuk selainny, jika anda pindah kewarganegaraan menjadi warga Amerika, saya yakin anda akan dengan senang hati dikirim ke Iraq untuk membantai muslim disana dgn dasar ini
      EP: anda terlalu megeneralisir argumen saya mas.. Bukankah keluar dari DAARUL HARBI merupakan anjuran (kewajiban) bagi orang muslim yang memang tidak bisa bebas menjalankan ritualnya. so, Bukan CInta buta loh mas.. hehehe

      DS:“KALO ISLAM ITU LAHIR DI INDONESIA/JAWA. kira2 menurut sodara sekalian bagaimana penyebarannya??apakah sama dengan budaya islam sekarang yang mengadaptasi budaya arab??” Saya yakin jika yang menyebarkan menggunakan metode yang sama dengan yg digunakan Rasulullah maka akan SAMA. Jika anda mau mencermati ajaran islam, bagian mana yang mengadopsi budaya arab (selain bahasanya)???

      EP: Sama gimana mas? justru karena WALI SONGO menggunakan ahlak Rasulullah yang santun dan tahu kondisi INDONESIA maka dakwah WALI SONGO DITERIMA. seandainya Wali songo menggunakan cara DAKWAH keras kepala dan sok menyalah2kan semuanya SEOLAH2 menjadi TUHAN yang berhak berbuat semaunya, ya entah Nasib Indonesia kayak apa?

      DS: Wah benar2 orang jawa, lebih mengagungkan Wali
      EP: Mengagungkan wali?? naif sekali anda menampakkan KEANTIAN terhadap para kekasih ALLAH. bukankah karomah yang mereka miliki tidak lain hanya imbas dari kesetiaan terhadap ajaran Rasulullah.

      Apa yg dimiliki wali dari karomah itu tidak ada sekecil biji sawi pun dari Mukjizat nabi SAW. kenapa, anda mau menafikan MUKjizat NABI?

      DS: Apakah anda selalu menggunaka kromo inggil saat berbicara dengan orang yang lebih tua? Paham dengan aksara jawa beserta pasangan2nya? Bisa memainkan alat musik tradisional seperti rebab dsb?
      EP: lagi-lagi anda terlalu tekstual dalam memahami budaya dan cara melestarikannya. mung rumongso biso?

      Trima kasih semua masukannya mas. Semoga sukses .
      Sayyed EP

      Like

      Reply

      • DS
        Dec 27, 2011 @ 15:21:35

        EP: anda terlalu megeneralisir argumen saya mas.. Bukankah keluar dari DAARUL HARBI merupakan anjuran (kewajiban) bagi orang muslim yang memang tidak bisa bebas menjalankan ritualnya. so, Bukan CInta buta loh mas.. hehehe
        DS: Saya cuma memberi contoh ekstrim saja, betapa cinta tanah air/daerah bisa berakibat pada penyimpangan kepercayaan. Apalagi ditambah keadaan yang sudah anda lihat dan alami setiap hari, pasti anda melihat itu sbagai hal yang biasa. Sebagaimana propaganda negatif tentang muslim disana, disini propagandanya kegiatan seperti yang anda sebut “budaya” tersebut menjadi seolah2 hal yang benar, hal yg terpisah dari kepercayaan dan merupakan bagian dari budaya.

        EP: Sama gimana mas? justru karena WALI SONGO menggunakan ahlak Rasulullah yang santun dan tahu kondisi INDONESIA maka dakwah WALI SONGO DITERIMA. seandainya Wali songo menggunakan cara DAKWAH keras kepala dan sok menyalah2kan semuanya SEOLAH2 menjadi TUHAN yang berhak berbuat semaunya, ya entah Nasib Indonesia kayak apa?
        DS: Apakah dulu Rasul saat pertama mengenalkan Islam pada penduduk Makah beliau membenarkan penyembahan berhala? Tidak!!!
        Beliau terus terang menyatakan itu hal yg salah & harus ditinggalkan. Konsekuensinya beliau menjalani masa yang sulit, pengikut yang sedikit, serta teror dari para penyembah berhala. Toh akhirnya beliau berhasil juga dengan metodenya.
        Kalau Rasul ingin “mudahnya saja” bisa saja beliau mengakulturasi budaya pemujaan berhala, lalu memolesnya sedemikian rupa supaya mudah diterima & memiliki banyak pengikut (sperti yg dilakukan sebagian sunan kita).
        Wali yang anda maksud memang menggunakan cara santun tapi tidak menggunakan metode penyebaran Islam cara Rasulullah.

        EP: Mengagungkan wali?? naif sekali anda menampakkan KEANTIAN terhadap para kekasih ALLAH. bukankah karomah yang mereka miliki tidak lain hanya imbas dari kesetiaan terhadap ajaran Rasulullah.
        Apa yg dimiliki wali dari karomah itu tidak ada sekecil biji sawi pun dari Mukjizat nabi SAW. kenapa, anda mau menafikan MUKjizat NABI?
        DS: Saya bukannya anti, lagipula saya menyoroti tentang “ilmu lahir batin para Walisongo”. Tidak ada bukti Karomah tersebut merupakan bukti kesetiaan terhadap ajaran Rasul, apalagi cara dakwah mereka saja sudah berbeda. Para sahabat yang senantiasa bersama Rasul, menjalankan semua sunah ny, melindungi Rasul dengan nyawanya, tidak ada SATUPUN dari mereka kebal senjata tajam, apalagi bisa terbang. Kalau benar karomah=bukti kesetiaan terhadap ajaran Rasul maka para sahabat akan memiliki banyak karomah dibanding para walisongo.

        EP: lagi-lagi anda terlalu tekstual dalam memahami budaya dan cara melestarikannya. mung rumongso biso?
        DS: Oia maaf sbelumnya jika pengertian “budaya” menurut kita beda…

        Terimakasih…

        Like

        Reply

  25. Anonymous
    Dec 27, 2011 @ 17:58:52

    saya setuju bahwa adat2 jawa kuno (kejawen) sangat dipengaruhi oleh agama hindu, jika no 1,2,3 dipandang TS sebagai positif, maka hal itu sebagai bentuk pembelaan TS terhadapa adat itu tersendiri, jika no 1 ditulis sebagai sebagai timbal balik atas nikmat yang selama ini diberikan Tuhan kepada para nelayan dari tangkapan ikan selama setahun penuh. pertanyaanya apakah Tuhan butuh terima kasih seperti itu sehingga kita melupakan hal yang lebih besar,lebih manfaat mana memberi makan ikan ato sedekah laut iu diberikan anak2 yatim??, no2 :Doa bersama dan Sedekah kepada para handai tolan atas rasa syukur dari seorang ibu hamil agar diberikan kelancaran selama menjalani masa khamilnya,kenapa harus 7 bulan??? jika dipandang doa dan sedekah sebagai ibadah ghoiru mahdo maka tak ada waktu khusus untuk itu bahkan terkadang harus mencari hari baik dll, sebab sabda Nabi Muhammad SAW “semua hari baik”,jika ita pikirka “HARUS 7 BULAN” maka hal itu akan menjadi syirik, no3. :Bubur lungsur (yang ini penulis baru tahu kemarin sore). sebuah ritual sedekah bubur khusus dan minyak goreng dibagi secara terpisah. hal ini ditunjukkan sebagai permintaan sekaligus syukuran dari ibu hamil 8 bulan, agar proses melahirkan (lungsur) berjalan dengan aman dan normal., apakah ISLAM kehabisan petunjuknya sehingga kita memilih rasa syukur yang lain??(jika dipandang dari segi agama islam), jka penulis bilang bahwa orang modern jarang memahami budaya secara mendalam,saya rasa itu salah besar… orang modern yang mana dulu?? sebab Islam itu agama modern lo….bahkan Al quran selalu mendahului jaman… apakah Dai2,ustad2 modern juga akan masuk dalam orang yang disalahkan karena tidak menjalankan budaya lagi? jadi sebelum tulis mohon juga pahami konteks agama secara mendalam….

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 28, 2011 @ 15:56:01

      pertanyaanya apakah Tuhan butuh terima kasih seperti itu sehingga kita melupakan hal yang lebih besar,lebih manfaat mana memberi makan ikan ato sedekah laut iu diberikan anak2 yatim
      EP: dah dijawab tuh mas di atas (baca lagi ya)

      jika dipandang doa dan sedekah sebagai ibadah ghoiru mahdo maka tak ada waktu khusus untuk itu bahkan terkadang harus mencari hari baik dll, sebab sabda Nabi Muhammad SAW “semua hari baik”,jika ita pikirka “HARUS 7 BULAN” maka hal itu akan menjadi syirik,

      EP: kaitannya penyempitan atau pengluasan / kebebasan dalam memilih waktu mas. kalo yang qot’i ya jelas dilarang ada ijtihad disitu karena menyalahi nas. kalo maslahnya luas, boleh aja kapanpun berapapun. hal inilah yang menyebabkan orang2 wahabi melarang dzikir jamaah dengan suara keras atau dgn hitung2an yang tertentu.

      apakah ISLAM kehabisan petunjuknya sehingga kita memilih rasa syukur yang lain??(jika dipandang dari segi agama islam), jka penulis bilang bahwa orang modern jarang memahami budaya secara mendalam,saya rasa itu salah besar… orang modern yang mana dulu?? sebab Islam itu agama modern lo….bahkan Al quran selalu mendahului jaman… apakah Dai2,ustad2 modern juga akan masuk dalam orang yang disalahkan karena tidak menjalankan budaya lagi? jadi sebelum tulis mohon juga pahami konteks agama secara mendalam.

      EP: ISLAM kehabisan petunjuk maksudnya apa mas? kok memilih rasa syukur yg lain.. satu rasa kok. anda aja yg merasakan lain karena komunitas anda memang lain hehehehe.
      Ya, memang orang modern lebih cenderung KE ARAB2an dan Ke BArat2 an. jarang dari mereka yg bisa memahami secara utuh. mungkin KECUALI ANDA yang memang paham lahir batinnya budaya hehehe.

      ISLAM AGAMA MODERN. QURAN mendahului zaman. lagu lama dan sudah menjadi keyakinan penulis. nah, UStadz modern itu saya tidak setuju, karena ustadz tidak harus modern, malah sebaliknya zaman/ ke modernan itu yg harus ngikut ustadznya.

      U: jadi sebelum tulis mohon juga pahami konteks agama secara mendalam??
      EP: namanya juga coretan iseng.. di bawa serius ya kek gini deh.. makanya jgn sok modern mas. biasa saja.. biar kelihatan ikhlasnya hehehe

      Salam EP

      Like

      Reply

      • downboyz
        Dec 29, 2011 @ 10:08:14

        ya anda menafikan berkah… Mas Ds dah membahas ini dengan versinya. klo mau versi saya nantikan coretan iseng lainnya. keep up to date followin tha game aja ya..

        Mas EP, saya orang yang masih dangkal pengetahuan dalam agama, masih perlu banyak mencari tahu, tapi kalau anda bilang seperti disebut di atas, “coretan iseng”, apakah malah nantinya tidak men-sesat-kan umat. Kalau anda berkeyakinan bahwa ini bukan iseng, sudah seharusnya anda tidak mem-posting tulisan mengenai agama dengan iseng, terus terang saja, ini membuat saya yang awam menjadi bingung…

        terima kasih.

        Like

        Reply

  26. suliaman
    Dec 28, 2011 @ 04:23:40

    masa c mas??
    kyaknya bnyak mudaratnya dehh,, krn pas di bagi2,, itu makanan direbutin untuk berkah

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Dec 28, 2011 @ 15:34:56

      ya anda menafikan berkah… Mas Ds dah membahas ini dengan versinya. klo mau versi saya nantikan coretan iseng lainnya. keep up to date followin tha game aja ya..

      salam EP

      Like

      Reply

  27. DS
    Dec 30, 2011 @ 07:31:59

    Sepertinya yg diatas sudah mencapai batas reply, jadi saya lanjut disini saja…

    EP: dah jelas nt memahami furuiyyah dengan masalah aqidah.

    DS: Baca qunut di shalat subuh itu Furu’iyah, Adzan shalat Jum’at, sekali atau dua kali itu juga Furu’iyah.
    Tapi pemberian sesajen itu sudah masuk dalam ranah akidah…

    Dari yang barusan saya baca:
    “Nadran atau labuh saji dapat juga diartikan sebagai sebuah upacara pesta laut masyarakat nelayan sebagai perwujudan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang diberikan-Nya lewat hasil laut yang selama ini didapat. Selain itu, dalam upacara nadran juga dilakukan permohonan agar diberi keselamatan dalam melaut, serta tangkapan hasil laut mereka berlimpah di tahun mendatang. Tradisi nadran diawali dengan pemotongan kerbau sehari sebelum acara puncak. Sesaji dan doa dipanjatkan sebelum kerbau disembelih agar proses penyembelihan lancar. Sesajen yang diberikan, oleh masyarakat, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya.”

    EP: anda mebeda-bedakan antara wali songo satu dengan lainnya.. jelas mereka bersatu dan sering mengadakan musyawarah bareng kok kenapa nt bisa memilah2 gitu. lahgi2 anda hanya memilih sejarah wali dengan sepenggal2 ? SERAT CENTINI juga siapa yang mengarang tuh klo bukan keluarga SUNAN GIRI.. bagaimana ajaran mereka.. putih apa abang?

    DS: Memang para wali tidak pernah berselisih, cuma berbeda cara dalam penyampaian islam, itu saja.
    Oia, keluarga tidak sama dengan pengikut.

    EP: Masalah keyakinan akan terkena bala/ penyakit itu kan merujuk : Saya tergantung dari prasangka Hambaku, jika memang berperasangka buruk, maka buruklah buat mereka dan sebaliknya (hadis). Karenanya dianjurkan untuk selalu Khusnu dzhan Billah. (:

    DS: Jika demikian anda juga memandang penggunaan rajah, jimat dsb itu juga boleh? Karena mereka juga berprasangka baik jika menggunakan jimat tsb & khawatir tertimpa hal buruk jika tidak menggunakannya
    Esensiny sama dengan ritual nadran/sedekah bumi, percaya jika hal tsb tidak dilakukan akan menyebabkan menurunnya hasil panen/tangkapan ikan & tidak selamat saat melaut dsb.
    Sayangnya kedua yg saya sebutkan diatas bukan Billah…

    EP: Membuang ke laut maksudnya apa?, klo niatnya SYIRIK ya KAFIR jelas toh mas. maslah makanan buat ikan.. kotoran orang aja dimakan apalagi daging kerboo.. jamin habis mas. salahnya sedekah kok dibilang syirik??

    DS: Masalah ny selain niat (karena niat org tidak ada yg tau), jelas mubadzir. Dimana2 masih banyak orang yg kelaparan kenapa makanan di buang ke laut?
    Lagian kalo niatny sedekah, knapa g dikasih orang langsung?

    EP: Masalah tafsir jg msh sepenggal2 gitu mas.. keknya ini masuk kategori qiyas ma’al fariq – fala yu’taddu bihi(faham pora). yakini apa yang anda yakini aja mas. tulisan ini sengaja agar mereka yang memahami sekilas tentang budaya tidak salah faham dan niatnya di luruskan. lagian saya tidak mengeneralisir semua budaya jawa itu benar.

    DS: Untuk tafsir itu saya memang ambil yg poin 2 saja, yg sesuai dgn masyarakat jawa (mengaku islam tapi masih mengagungkan syariat lama).
    Untuk poin 1 (orang munafik) saya rasa tidak ada yg mau disebut dengan sebutan ini (sekalipun org ny memang munafik), jadi tidak cocok mewakili “orang jawa”. Poin 3 (Ahli Kitab yang belum beriman) saya rasa tidak sesuai juga mengingat sebagian besar masyarakat jawa beragama islam (meskipun cuma islam KTP).

    Saya memang meyakini ap yg saya yakini, dan saya juga tidak bisa untuk memaksa orang lain masuk dalam keyakinan saya.

    Alhamdulillah anda mulai bisa menerima bahwa tidak semua yg anda sebut “budaya” itu benar.

    Terima kasih.

    Like

    Reply

  28. uwaiz
    Jan 02, 2012 @ 21:09:50

    2012 masih lanjut gak nih mas2? saya ijin menyimak nih. ..

    Like

    Reply

    • DS
      Jan 04, 2012 @ 04:15:26

      Emg apa lagi yg mau dilanjut mas…???
      Bukanya masing2 sudah mengeluarkan pedapat masing2…

      Saya lihat ad yg menanyakan masalah “kenapa harus diberikan pada ikan, bukan pada fakir miskin yg membutuhkan” dan soudara EP meminta untuk baca ketas lagi, apa hal itu menunjuk pada “tentang Hadis kisah Syafaa’at [pertolongan] Pelacur yang memberi minum seekor anjing yg sedang kehausan itu? hingga akhirnya dosa pelacur itu dimaafkan sang Khaliq”…???

      Saya rasa tidak ad kesamaan pada 2 kasus tersebut…
      1. Ikan tidak mati jika kita tidak meberikan makanan pda mereka, beda dengan anjing dlam kisah tersebut akan mati kehausan jika tidak diberi minum…

      2. Dalam kasus apapun nyawa/kemaslahatan manusia lebih utama dibandingkan mahluk lain, apabila dalam kasus pelacur & anjing tersebut ditambahkan 1 tokoh orang yg kehausan, kemudian si pelacur lebih memilih menolong anjing dan membiarkan manusia mati, saya yakin akhir ceritanya akan lain.
      Sama dalam hal pemberian makan pada ikan, padahal ada manusia yg kekurangan, apalagi dalam hal ini makanan manusia yg diberikan pada ikan…

      Untuk “fiqih prioritas” mungkin saudara EP ad beda pandangan dengan saya…

      Like

      Reply

    • DS
      Jan 05, 2012 @ 19:53:03

      Saya sependapat dgn Saudara Triasbrata, bahwa budaya sebaiknya dipisahkan dari agama/kepercayaan, tapi apa yg terjadi pada masyarakat kita???
      Mereka menjalankan kepercayaan lama dengan dalih melestarikan “budaya” (dan mengesampingkan budaya yang sebenarnya)…
      Padahal kita sebagai sesama muslim hukumny wajib untuk mengingatkan…
      Pencampuran yang haq dan bathil, saya akui memang sulit memisahkan hal yg sudah mendarah daging & dianggap benar olah masyrakat, tapi dengan niat tulus & usaha keras InsyaAllah ada jalan….

      Tapi maaf ada beberapa hal yang saya kurang sepakat.
      Untuk Ayat, kita tidak asal mencatut demi egoisme pribadi, disitu kita memakai ayat yg sesuai dengan tafsirnya, bukan menafsirkan sendiri.

      Untuk para wali, saya juga pernah membaca bahwa mereka berencana memurnikan islam setelah proses akulturasi bisa diterima, tapi saya pribadi kurang sependapat dengan hal ini.
      1. Usia manusia tidak ada satu orangpun bisa mengetahui, bagaimana mungkin mereka merencanakan suatu hal yang demikian besar (menyalahkan sesuatu yg sebelumnya pernah mereka ajarkan) pdahal tidak yakin usia mereka bisa mencukupi.
      2. Dari yg pernah saya baca, usia Sunan Kalijaga (yang paling berperan dalam akulturasi Islam dengan budaya jawa) mencapai 140 tahun.
      Usia yg cukup panjang sebenarny untuk mengkoreksi ajaran sebelumnya, tapi tidak ada satupun catatan yg menceritakan beliau berusaha memurnikan Islam di tanah jawa.
      Bisa diambil kesimpulan ada kesan “membiarkan” dari sbagian wali atas ketidak murnian ajaran Islam saat itu.

      Saya tidak menutup mata atas peran para wali dalam menyebarkan Islam di tanah jawa, saya cuma menyayangkan cara yang mereka tempuh untuk melakukannya…

      Maaf apabila ada kata dari post2 saya yang kurang berkenan.
      Terimakasih.

      Like

      Reply

      • Sayyed EP
        Jan 05, 2012 @ 23:19:25

        maaf mas DS.. saya jadi kurang respon sama anda sejak anda TIDAK respek ma sebagian wali-wali itu dan mengatakan bahwa mereka adalah abangan. klaim yg menurut saya sangat tendensius.. masalah karomah kalo saja anda membaca sejarah atsar dan hadis jelas sangat banyak sahabat yg melebihi para wali-wali jawa dalam segi karomah dan keunggulannya, karena sahabat khususnya Khulafaurrasidin adalah orang2 yg sudah mencapai derajat SIDDIQIYYAH KUBRO… derajat ke 2 setelah para nabi sementara wali adalah orang2 soleh: “Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. Al Nisaa: 69)

        di artikel Alquran Mainan pun saya terus menanggapi argumen AKALnya MAS IMEN karena dia ternyata lebih sopan hehehe.. kok saya jadi sok sensi.. maklumi saja

        Salam n
        thnks

        Like

        Reply

        • DS
          Jan 06, 2012 @ 05:47:40

          Saya bisa memahami jika anda berlaku demikian. Dan maaf apabila ada kata2 yg tidak berkenan.
          Sepengetahuan saya pengertian abangan secara garis besar adalah: kelompok muslim yang terbawa suasana lingkungan yang kontradiktif, lalu beradaptasi dengan lingkungan karena sikap toleran berlebihan.
          Dari pengertian diatas, manakah yg tidak sesuai dengan konteks sebagian wali saat itu? manakah yang tidak bisa anda terima?
          Jika mau coba mencari di search engine dgn keyword “wali abangan” saudara akan menemukan sejumlah artikel tentang perbedaan pendapat para wali tentang penyebaran islam saat itu. Mereka (yg mendukung percampuran kepercayaan) tahu bahwa hal tersebut salah, tapi tetap menggunakanny dengan harapan kelak ada yang memurnikan ajaran islam.

          Mengenai karomah, ambillah memang yg mereka terima memang dari Allah, apa itu lantas menjadi pembenaran atas smua tindakan mereka (mencampurkan islam dengan kepercayaan lama)???

          Saya tidak pernah tidak respek/membenci siapapun, termasuk para wali, yg saya benci/tidak hormati adalah perbuatannya.
          Tanpa pencampuran budaya sekalipun, atas ijin Allah saya yakin Islam akan tetap berkembang di tanah jawa.
          “Jangan sampai cinta kepada makhluk menjauhkan dirimu dari cinta kepada Allah”

          Terima kasih

          Like

          Reply

  29. harijogja
    Jan 05, 2012 @ 09:21:48

    untuk memahami budaya jawa.. kita harus memisahkan agama agama dahulu.. singkirkan mereka, sebab semenjak sebelum hindu budha datang jawa pada kususnya telah memeluk keyakinan Tuhan itu satu walau belum bernama seperti Islam.. dan setelah hindu budha masuk maka terpecah belahlah keyakinan jawa… dengan adanya dewa ini dan itu…
    setelah Islam masuk budaya itu lambat laun tegeser dan terevolusi dan terseleksi dengan zamanya pada waktu itu sampai sekarang, hingga hanya tersisa yang benar0benar budaya jawa semisal tepa slira dan unggah ungguh… walau mungkin sudah berganti nama sedemikian banyak.

    harap jika komen terlebih dulu meneliti dengan seksama jangan asal menggunakan ayat secara instan demi egoisme pribadi…

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Jan 05, 2012 @ 12:23:17

      yup. sudah lumrah mas.. sebenarnya argumen-argumen di atas memang serampangan and hanya mengikuti keyakinan sementara saja. maklumi saja. hujjahnya jg muter2 disitu aja hehehe ):

      Toh hadis yang mengatakan 73 golongan yg 1 selamat itu jg dhoif, bahkan banyak yg mengatakan bahwa tambahan bahwa hanya 1 yang masuk sorga itu adalah Hadis tambahan dan Mau’dlu (palsu). so tidak pas dijadikan argumen untuk mengatakan bahwa sayalah yg paling benar dari 73 golongan trsbt. (: -banyak hadis2 lain yg lebih sahih menyatakan semua muslim dijamin masuk sorga.. selama msh ber La ila ha illa Allah

      trima kasih tambahannya

      Salam Sayyed EP

      Like

      Reply

  30. triasbrata
    Jan 05, 2012 @ 12:26:32

    kalo pemikiran saya sih gini gan…
    knpa para wali mengajarkan islam degan wayang dll. karna masyarakat jawa dulunya cuma tau itu ga.. kita tau sendiri dulu bagai mana rakyat indonesia?? dan juga info yang ane dapet dari guru ngaji ane n orang2 yang inysa allah ilmu ke islamannya baik… para wali adalah orang2 yang di suruh oleh ke khalifahan turki n untuk rajanya ane nga tau… dan dakwah para wali ternya belum sempurna eh malah meninggal duluan.. dan lahirlah para orang2 yang pemahamannya cuma setengah- setengah… dan di situlah cikal yang ha dan batil di campur aduk kan menjadi kental dan bertahan sampai sekarang….

    Like

    Reply

  31. abdul halim
    Jan 08, 2012 @ 20:45:35

    ulasan yg sangat menarik mas, tapi saya tetap berpegangan bahwa ajaran islam sudah sempurna oleh beliau dan untuk urusan dunia silahkan diserahkan kepada ahlinya,.. selama diluar qur’an dan sunnah itu bid’ah dan kullu bid’atin dhollalah wa kullu dholalatin fin naar…ini pun jangan ditelan mentah2 karena banyak ijma dan qiyas.. tapi dalam budaya jawa sudah melenceng jauh menurut saya.. di mekkah saja yg mau mencium hajar aswad yg berlebihan langsung dicambuk karena takut bid’ah oleh algojonya..

    maaf dngan komentar tidak bermutu dari saya hanya sekedar menyampaikan dari sudut pandang saya aja 😀

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Jan 08, 2012 @ 21:37:46

      Hmmm.. Saudi Arabia atau Makkah bukan standar Kebenaran ISLAM mas.. jadi jangan menelan mentah-mentah juga bahwa semua yang dari Makkah itu benar dan baik, karena sejarah telah mencatat ada apa dibalik Penggulingan Sayyed2 Alhusaini Yordania di MAKKAH oleh Wahabi Najd.

      Mencium hajar aswad adalah salah satu Bentuk Ta’dim Sya’air ( mengagungkan syiar-syiar agama yang memang di anjurkan dalam Islam) : barangsiapa mengagungkan syiar-syiar. Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (Qs. Al-Hajj:32)

      Standar adat jawa yang dilarang dan tidak tergantung pendekatan dan cara pandang masing2 mas.
      THNKS
      SAYYED EP

      Like

      Reply

    • son
      Mar 31, 2012 @ 21:55:06

      sempurna?? buka matamu,jgn termakan fantasi-fantasimu.anda saja belum tentu bisa terjemahin seluruh ayat quran,gimana mau ngerti artinya,gimana mau ngerti esensinya.wong kalo tiap pengajian waktu kecil tidak diperbolehkan bertanya kritis tentang quran sama ustad,apalagi di pesantren.saya rasa anda dan kalian cukup cerdaslah

      Like

      Reply

  32. wong jawa asli
    Jan 10, 2012 @ 12:27:54

    Saya orang jawa Asli. lahir dan hidup di Cilacap (deket laut) yg sering diadakan sedekah laut. dan SAYA SANGAT BENCI “KEPERCAYAAN” itu. bukan cuma kepercayaan sedekah laut, tapi jg 7 bulanan, nyewu, satus dino, dll yg dianggap sebagai ibadah.
    Jangan menyamakan antara budaya dan “kepercayaan”. dan tidak semua budaya Jawa itu BAIK. ada yang BAIK, ada yang KURANG BAIK dan ada yg TIDAK BAIK.

    Like

    Reply

  33. Muh. Herru Ristian (@irruzzz)
    Jan 14, 2012 @ 05:05:19

    Islam ya Islam mas.. bukan dari budaya Jawa ataupun Arab.. Kalau Islam menurut mas dari budaya arab,toh kenapa Rasulullah melarang budaya2 arab yg jahiliyah? jadi bedakan antara agama sama budaya mas. sampeyan dari kata2 nya uda terdengar cerdas kok. jadi untuk masalah ini kenapa masih ambil pusing?

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Jan 14, 2012 @ 05:13:11

      @mas Muh Her Ristian : anda pernah mendengar Al – aadah Muhakkamah, nah dari situlah kita dapat mengapklikasiakan Adat menjadi syar’ie atau tidak. so sangat berkaitan antara adat istiadat dengan Syariah. mungkin anda ingin memisahkan keduanya, tapi fakta berkata lain karena keduanya memang saling bergantungan. apalagi mengenai muamalah antar manusia..
      Trima Kasih

      Sayyed EP

      Like

      Reply

  34. adut
    Jan 15, 2012 @ 13:54:47

    betul tapi kadang yang harus dibatasi adalah jangan sampa hal2 seperti itu mengarah pada kemusyrikan (bagi yang muslim) tapi amat sangat disayangkan kalo sampe punah…jangan sampe deh…

    kayak di daerah saya, dulu kuda lumping itu pake sajen dll biar kesurupan beneran, tapi sekarang lebih ke acting biar ga punah tapi menghindari kemusyrikan..

    segitu pandangan saya 😀

    Like

    Reply

  35. adnakalia
    Jan 18, 2012 @ 17:12:21

    hahhahhahhahaha

    do debato terus……
    wong kok senenge debatke wae.
    nganti kiamat ra bakal rampung2. rampunge nek pas kiamat…. :p

    lakum dinukum waliadin…..

    Like

    Reply

  36. Brajamusti
    Jan 24, 2012 @ 18:39:37

    Silakan aja asal bicara, tapi ingat dan liat sejarah.
    Mau jadi apa negeri ini kalo nggak ada orang Jawa, silakan buka buku sejarah: berapa biji pahlawan yang bukan Jawa. Itu faktanya.
    Jadi jangan sekali-kali menyinggung orang Jawa.
    Orang Jawa tidak akan beringas dalam menanggapi cercaan, mereka sangat santun dan bijak, tapi waspada aja kalo tau-tau titit low ilang…
    Bravo Javanese

    Like

    Reply

  37. hanafi
    Feb 02, 2012 @ 02:57:37

    hahahahaha
    emang bener sihh,, semua itu tergantung niat yang menjalankan,,
    tapi kalo adat itu emang udah menyalahi ajaran agama ya udah, gk usah kita ikut”an ,, tapi gk usah terlalu komentar jelek juga sama adat trsebut

    Like

    Reply

  38. mardlatillah
    Feb 06, 2012 @ 06:02:26

    Why should we go backward if we can move forward?
    Mengapa harus kembali ke belakang jika kita bisa melangkah ke depan (dan membangun peradaban Islam, melakukan hal² besar (penting) ketimbang memperdebatkan hal² kecil (sepele))?

    Mereka berkata: “Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua”. [QS 10:78]
    Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang diibadati oleh mereka. Mereka tidak beribadah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka beribadah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikitpun. [QS 11:109]
    Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”. [QS 2:170]
    Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al Qur’an) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang,… dengan menyombongkan diri terhadap Al Qur’an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari…. Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu? [QS 23:66 s/d 68]
    Mereka menjawab: “(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian”. [QS 26:74]
    Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? [QS 5:104]
    Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? [QS 7:28]

    Hikayat Batu Api :
    Konon ada satu kaum yang terdampar di sebuah pulau yang belum tersentuh peradaban modern. Penghuni pulau ini masih membuat api dengan menggunakan batu. Demikianlah, kaum tersebut memberitahukan kegunaan korek api gas kepada penghuni pulau tersebut untuk membuat api. Pada satu masa, habislah bahan bakar korek api tersebut. Dan mereka pun terpaksa mengikuti tata cara membuat api dari batu.
    Hingga akhirnya kaum tersebut kembali ke peradaban setelah diselamatkan sebuah kapal besar yg sempat melewati pulau itu. Dan batu² api tersebut pun tetap dibawa oleh kaum tersebut sebagai kenang²an (pelajaran). Namun, apakah sekembalinya mereka ke peradaban, mereka akan tetap menggunakan batu api untuk membuat api?
    a. Kemungkinan sesekali, sebagai pengingat atau pada saat darurat.
    b. Tidak dipakai lagi, karena tidak lagi efisien dari segi penggunaan waktu dan biaya. Pemubadziran tehnologi. Kalau ada yang mudah buat apa dibuat sulit.
    c. Terus dipakai, sampai akhirnya habis dan kembali ke pulau yg sama untuk mengambil batu² api lainnya lagi. Dengan alasan yang klise, “Batu api itu lah yang menyelamatkan kita di masa lalu. Lalu bagaimanakah kita akan melupakan/meninggalkannya?”
    Silakan pilih sendiri. Atau ada jawaban lain?

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Feb 06, 2012 @ 18:37:50

      “Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua”. [QS 10:78]
      asbabunnuzulnya kepada siapa? objeknya apa.. karenanya saya menuliskan tentang ALQURAN MIANAN..
      thnks mas
      Salam SAYYED EP

      Like

      Reply

  39. Anonymous
    Feb 06, 2012 @ 21:02:48

    sepertinya mas EP tidak siap dibantah dengan fakta-fakta yang sudah disampaikan DS yang menurut saya lebih masuk akal. Sepertinya Mas EP lebih mementingkan ego dan mempertahankan pendapat ketimbang melihat mana fakta yang benar dan fakta yang salah XD

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Feb 07, 2012 @ 00:19:48

      bisa saja anonymus. ya. saya kadang harus apa adanya kepada orang2 seperti anda. entah anda. mereka wahabisme berkedok salafi dan ahlussunnah atau bukan (:

      Like

      Reply

  40. ingin tau aja
    Feb 06, 2012 @ 23:56:14

    dalam konteks bersyukur, tidakkah mas EP merasa cukup bersyukur dengan mengucapkan “alhamdulillah” ? karena di agama islam dicukupkan dengan berkata “alhamdulillah”..
    kenapa kita merasa tidak cukup dengan kalimat itu? sedangkan islam saja mencukupkan.
    islam itu agama yang disempurnakan oleh Allah, jika allah suda bilang “sempurna” kenapa kita masih harus menambah2kannnya lagi?

    menurutku, lebih baik memberi makan yang sudah tidak bisa bekerja daripada ngasih makan ikan dilaut. ikan dilaut dapat mencari makan sendiri dengan caranya sendiri.

    walaupun NIATnya hanya kepada Allah, tapi caranya dipertentangkan oleh Allah, ya mana bisa diterima amalan kita?

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Feb 07, 2012 @ 00:29:05

      syukur Lisan saja maksud MAS INGIN TAHU. terus syukur Badan dan hati dikesampingkan?
      Dari dulu ISLAM sudah sempurna. mungkin anda agak ragu atau ingin MENGATAKAN semua hal yang baru adalah Bid’ah. virus TBC?
      masalah memberi makan pastinya melihat kondisi mas. masa ada tetangganya kelaparan malah lebih mementingan hayawan lain (:

      caranya kan jelas di tulisan artikel… “selama sejalan dengan syariat”. dan pemahaman kata Syari’e ini yang dipertentangkan oleh golongan MAS INGIN TAHU, karena anda lebih mengedepabkan negatif thingking dan mengklaim BID’AH2 SAYYIAT itu. maaf kalo saya benar?

      Like

      Reply

  41. ingin tau aja
    Feb 07, 2012 @ 09:59:01

    mulut, badan dan hati masih satu tubuh dengan diri kita mas dan mereka tidak punya jiwa masing2.. karena hati, badan, mulut semua masih berada satu badan ya cukup mulut saja, kecuali badan dan hati mas EP punya tangan dan mulut sendiri sehingga ingin bersyukur dengan caranya sendiri jelas itu berbeda karena hati dan badan saya tidak punya mulut dan tangan sendiri.

    banyak masyarakat yang meninggalkan budayanya bukan karena pengaruh arab atau barat. tapi karena mereka sendiri yang menilai dari batasan2 bid’ah yang mereka ketahui. walaupun sesungguhnya mereka tidak layak menyebut bid’ah adat2 jawa yang mas sebut diatas.

    dalam cerita batu api diatas dapat dikaitkan dengan sistem pengajaran walisongo. yang di ceritakan walisongo mengajar disesuaikan dengan budaya masyarakatnya, tetapi bukan berarti mengislamkan budayanya tetapi merubah sudut pandang umatnya tentang budaya dan agama islam melalui pendekatan budaya. namun, karena keterbatasan penyerapan informasi, akhirnya banyak yang menganggap para wali mengislamkan budaya, dan hal ini yang membuat perbedaan pendapat umatnya di masa mendatang, sebagian merasa sesuai dengan yang diajarkan wali sedangkan sebagian lagi merasa berbeda dengan yang menurutnya sesuai.

    mas EP jika diskusi kita menjadikan perpecahan, saya menyesal telah ikut menulis. namun jika kita berdiskusi dengan kepala dingin, tentunya kita berdua akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. toh pada dasarnya tulisan yang mas EP dibuat untuk berbagi ilmu juga kan.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Feb 07, 2012 @ 12:16:18

      MAS INGIN TAHU:. namun, karena keterbatasan penyerapan informasi, akhirnya banyak yang menganggap para wali mengislamkan budaya, dan hal ini yang membuat perbedaan pendapat umatnya di masa mendatang, sebagian merasa sesuai dengan yang diajarkan wali sedangkan sebagian lagi merasa berbeda dengan yang menurutnya sesuai.
      SAYYED EP: para wali mengislamkan budaya.. apakah anda menafikan islamisasi budaya mas??? perbedaan sudut pandang lahir karena interpretasi berbeda dalam memahami nas yang sama. dan itu wajar karena semua tergantung sisi mana yang dikedepankan. kalo intinya mas INGIN TAHU ingin menjauhkan diri dari sirik itu memang sangat bagus dan kajian ini masuk dalam kategori SADDuddari’ah. ( lebih baik tidak menjalankan daripada terpeleset ke kesalahan fatal) kajian ini telah dibahas secara khusus dalam konsentrasi ilmu ushul fiqih. dan seandainya ada yang meyakini lain serta memiliki hujjah sahih menurut mujtahid/ ulama yang kompeten yang diikutinya ya biarkan mereka mengikuti keyakinannya, kecuali hal-hal yang mujma’ alaih atau qit’ie.

      mari berdiskusi dengan kepala dingin, meskipun SAYYED EP kerap tidak mau kalah seperti apa yang telah diklaim mas anonymous dibawah hehehehe.

      SALAM n trima kasih

      Like

      Reply

  42. GSM
    Feb 08, 2012 @ 16:05:55

    wah rame banget, bacanya tau 1 jam lebih.
    perbedaan ulama itu rahmat.
    Islam itu mudah tapi jangan dipermudah, Islam itu tidak sulit jangan dipersulit.
    kalo mau belajar dulu semua, akan ketemu jawabanya, dari semua kitab kuning dan kitab 2 yang lain.
    kalau kita ambil dari al-quran dan hadis, itu garis besar, karna perkembangan zaman maka harus ada yang menjabarkan inti maksud dari ayat Al-quran ataupun Hadis.
    banyak yang terjadi dijaman sekarang tapi tidak ada di dalam Al-quran dan hadis, maka para alim ulama meng Kiyaskan dengan yang ada di dalam Alquran dan hadis untuk menentukan Hukum nya.

    trus masalah adat jawa, saya sendiri masih banyak yang saya pakai .
    ex : Yasinan, Tahlilan, nyepasari, perhitungan hari.
    kalu menurut saya Yasinan, Tahlilan itu bukan sebuah yang Bid,ah (ada sebagian dari islam mengatakan itu bid’ah) karna didalamnya tidak ada yang menyimpang.

    Perhitungan hari, bulan : usaha manusia untuk mencari yang terbaik, mengenai hasilnya kita pasrakan kepada ALLAH.
    manusia wajib berusaha mengenai hasil manusia tidak bisa mengetahuinya.
    kalo dilarang mengenai perhitungan , trus makna dari ayat Al-quran (Iqrok) apa donk? manusia disuruh membaca, orang tua kita dahulu memberikan ilmu perhitungan tanpa memberikan asal muasal perhitungan itu.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Feb 09, 2012 @ 00:22:41

      makasih Mas GSM hehehe sampe serius banget SEJAM bacanya :). ya seringkali kita terjebak dengan pemikiran sendiri yang memang serba terbatas. sayangnya banyak yg menuhankan fikiran dan pemahamannya seolah-olah paling BENAR.
      masalah perhitungan atau azimat saya pernah baca ada satu atsar dari Sahabat Ali Radiallahu anhu. jadi bukan karangan-karangan orang tua tanpa sumber atau sekarepe dewek.

      Trima Kasih.. dan salam Sayyed EP

      Like

      Reply

  43. habibi
    Feb 12, 2012 @ 12:57:32

    menurut saya jalankan sahadat solat zakat puasa haji rukun islam, bid”ah ato tidak allah yang menilai manusia cuma bisa menilai jalankan perintah islamu jejak wali songo suatu teladan islam, bergerilya demi islam tuk mengislamkan pengikutnya jangan cuma bilang bid’ah, manusia sekarang banyak yang pandai agama tapi dangkal kajian dan pengartian alquran dan hadist, kita harus pandai juga gunakan akal kita, suatu tindakan yang tidak ada artinya jangan lakukan contoh nyadran ke laut, pohon besar tempat yang dianggap ada petuah, kadang orang datang ketempat itu meminta berkah ato ingin kaya penglaris dll, ada orang jualan mau minta dagangannya laris jual nya mahal mana bisa laris berfikir dong mana bisa, itulah akal . Allah 1 tidak 2345 keyakinan memang sulit dibelokkan yang penting akal hanya islam yang masuk akal

    Like

    Reply

  44. nn
    Feb 18, 2012 @ 04:52:25

    telat ya???hheee….ndak apa lah…

    Setuju dengan mas habibi.salut buat mas EP atas semua penjabaran yang disampaikan untuk menangkal pemahaman dangkal oran-orang wahabi.Berhati-hatilah dengan salafi/wahabi.
    begitu keras mereka teriak seolah mereka pewaris Rosulullah.
    membid’ah-kan,mengkafirkan orang lain sudah menjadi teriakan khas mereka.
    padahal mereka terlupa akan kekafiran diri mereka sendiri. mereka merasa tercipta sebagai “khalifah” (padahal berkeinginan menjadi raja/firaun2 baru) yang paling berhak mengatur dunia.mengambil ayat2 alqur’an dan hadits dengan pemahaman sempit demi kepentingan mereka.
    mohon maaf jika terlalu provokatif.

    tiada daya dan upaya kecuali semua dari Allah SWT

    Like

    Reply

  45. pingin tahu
    Mar 13, 2012 @ 05:02:57

    Budaya jawa, ma’rifat tertinggi jowo kuncinya adalah : manunggaling kawulo, gusti, artinya bersatunya Raja dan hamba
    Raja : Asyhaduala illaha illallah
    makluk : wa asyhadu anla muhammadarrasulullah

    2 kalimat syahadat yang menyatu..menjadi satu kalimat utuh

    menjadi penyaksian yang haqqul yaqin..

    Perayaan Grebek maulid / sekaten Ngayogyakarto hadiningrat

    SEKATEN dari kata seket-an artinya Lima puluhan (50-an)

    Lima puluh dari
    20 sifat sifat wajib Allah + Sifat mustahil Allah +1 Jaiz = 41
    4 Sifat wajib Muhammad + SIfat MUstahil Muhammad saw + 1 jaiz = 9
    dijumlah menjadi 50….

    Itulah sedikit uniknya budaya jawa…nek wong Arab Model Sayyid EP gak ngarti iku he he he, becanda

    Like

    Reply

  46. campur-campur
    Mar 15, 2012 @ 00:09:28

    Kita memang sedang belajar memahami perbedaan soalnya biasanya kita beranggapan bahwa produk pemikiran dan keyakinan kita adalah yang paling benar. Kita sedang belajar berpola pikir siklikal, mas Bro….

    Like

    Reply

  47. kacau
    Mar 17, 2012 @ 12:37:11

    hadeeh hadeehhh…kl ente islam bener2 pasti ente tau yg mana islam karena Allah dan islam budayaisme kayak ente.emg g bs disatuin mana budaya dan mana agama islam

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Mar 17, 2012 @ 16:47:08

      Kacau: kl ente islam bener2 pasti ente tau yg mana islam karena Allah dan islam budayaisme kayak ente??????

      Sayyed: Bukannya justru orang yang ngaku PALING bener lah yang merusak islam mas.

      buka mata dan lihat fakta dan sejarah

      Like

      Reply

  48. blajar ngaji
    Mar 17, 2012 @ 23:56:46

    buat mas2 yang lagi blajar ngaji ya ngaji aja yang lagi nembang jowo ya nembang aja, jadi agama n adat iku berjalan sendiri2 udh pasti beda hukumnya,,,semua biar Allah nanti yang nimbang,,,,,yang suka debat biarin aja jangan di engkel tambah pinter ngko…..seng slametan bene seng ga seneng yow bene…..nek engkel2an malah lucu….islam itu luas pasti ada solusi yang terbaik makanya ngaji dihayati biar ga debat…….kalo masih debat brati masi sama2 bodo….

    Like

    Reply

  49. Orang-orang Timur Jauh
    Mar 20, 2012 @ 13:38:21

    Mereka itu orang-orang arab alias timur tengah
    mereka selalu memaksakan budaya dan atas istiadatnya kepada kaum lain atas dalih agama
    hanya dalih agama
    entah apa niat terselubung mereka
    agama tidak seperti itu
    sebaiknya, orang yang pake nama arab, disuruh ganti nama jadi nama Indonesia

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Mar 20, 2012 @ 15:56:37

      komentar anda tanpa referensi jelas mas
      -mereka mengerti agama luar dalam-
      anda pun tidak menjamin lebih tahu masalah agama atau bahkan termasuk kaum literalis yg saya maksud dalam artikel :ALQURAN MAINAN itu

      Like

      Reply

  50. ardi
    Mar 26, 2012 @ 19:15:37

    sayed ep:
    asslamu’alaikum..
    saya lihat anda terlalu mengagung2kan wali songo,sebagai tokoh jawa yg meurut anda paling benar..emang nya dia nabi??sahabat nabi?atau orang yg di jamin masuk surga oleh ALLAH subhanahuata’ala??atau siapa kah dia yg anda jadikan patokan yg paling tepat dalam mengembangkan islam di tanah jawa.
    nabi itu ya muhammad..dan hadist nya lah yg paling agung diantara perkataan siapapun di dunia ini..bukan wali songo,wali ini,wali itu..
    nabi muhammad tidak pernah lupa sedikit pun dalam menyampaikan syiar agama islam,untuk kita menjalankan kehidupan dunia dan akhirat..
    islam gk cukup dengan hanya niat baik,tapi harus di baringi dengan pelaksanaan yg sesuai ajaran,,
    seluruh aspek ibadah sudah di jelaskan oleh beliau ttg tatacara pelaksanaan nya,agar ap??agar kita umat islam punya cara yg sama dalam beribadah.cara yg di ajarkan baginda rosulullah saw..kalau kita mengikuti adat kita masing2..ap jadi nya islam ketika setiap suku bangsa punya cara yg berbeda dalam ibadah??
    bersyukur,syukuran,berdo’a,berzikir,semua adalah ibadah..dan semua sudah di atur cara melaksanakan nya..kalau sedikit saja kita melenceng,maka akan terjadi bid’ah.dan bid’ah itu sesat,dan yg sesat itu tempat nya di neraka(HR.bukhori-muslim).adat itu untuk urusan dunia saja,sehingga kita bisa berbangsa bernagara indonesia.,tapi jangan pernah campur adukan sedikiiit saja unsur agama..maka akan bersalahan semuanya.
    saya tidak menyalahkan wali songo atau wali apapun itu,boleh kita jadikan dia sebagai pemuka agama islam yg hebat,selama dia masih sesuai dengan ajaran islam yg murni..tapi dia juga manusia biasa,yg pernah bersalah.
    perkataaan manusia biasa yg tertinggi adalah perkataan rosulullah saw.
    sehingga tolak ukur kita tidak terpaku pada siapapun orang itu,kecuali baginda rasulullah saw.
    dan Imam syafi’i sendiri,yg kita nyatakan bahwa pada umumnya orang indonesia menggunakan faham beluau..menyatakan dalam dakwah nya: wahai umat muslim kalian boleh mengikuti apa2 yg sudah aku ajarkan,,tetapi jikalau di kemudian hari perkataan ku melenceng dari yg di ajarkan rosullaah maka tinggalkan lah,dan ikutilah perkataan baginda rasulullah saw.
    ketika ada perseteruan seperti ini,kita tidak boleh mengambil tolak ukur orang lain,,kita harus kembali kepada Alqur’an dan hadist.
    dan jikalau kita mengambil hadist yg di riwayatkan rasul..kita harus melihat lebih teliti,apakah rosul pernah menyatakan secara lisan,tulisan.atau contoh perbuatan,sehingga niat baik yg ada bisa sesuai dengan pelaksanaan yg di ajarkan rasulullah saw.
    mohon maaf atas kekurangan penulisan.semoga bermaanfaat.
    Assalamu’alaikum

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Mar 26, 2012 @ 20:12:21

      Waalaikum salam
      sudah ada jawabannya .. silahkan baca lagi komen2 diatas mas ardi… budayakan baca dengan seksama perdebatan saya diatas mas. termasuk artikel2 saya sebelumnya tentang Alquran mainan dll. https://bikailarobbi.wordpress.com/2011/08/21/alquran-mainan-menjawab-salafi/

      Panduan Sejarah Masakini = Alquran?

      Jalan Menuju ‘Selamat’ sangat Variatif

      Belanja Via Internet, Haram?

      Andai saja anda pergi ke luar Indonesia dimana ritual Furuuiyyah memiliki corak yang berbeda pastinya anda tidak akan heran dengan adanya perbedaan dalam masalah furuiyyah, bukan masalah aqidah. Bagaimana anda memahami tafsir dari Qiro’ah Sab’ah dimana Alqur’an bisa dibaca dengan 7 bacaan yang berbeda dan semuanya Muttawattir. apakah mas Ardi hanya membaca Qur’an dengan Bacaan Imam Hafs dan menafikan 6 imam lainnya.. bagaimana dengan madzhab2 Fiqih islam.. silahkan baca :

      Bahaya Menuhankan Kebenaran Absolut Pada Masalah Furuiyyah!


      Jangan sampe Indonesia jadi Saudi ke dua dan Sarang Wahabi.. bukannya takut tapi sejarah merekam jejak mereka dengan peninggalan2 yg bertolak belakang dari uswah hasanah sang Nabi.. Apa anda Setuju perang Padri. baca sendiri sejarahnya mengapa terjadi pembunuhan org2 ISLAM dan lainnya. bandingkan dengan Penaklukan Rasulullah di Fatkhu Makkah dan Wali Songo ketika Menaklukkan Raja2 Jawa.. tidak ada setetes darahpun mengalir apalagi sampe membunuh.. karenanya 89 % orang Indonesia sekarang telah ber LAILAHAILLALLAHHHH!

      trima Kasih.

      Like

      Reply

  51. ardi
    Mar 27, 2012 @ 11:13:51

    saya sudah baca semua sayed ep..
    yang saya tanyakan apakah wali songo itu nabi??sehingga anda lebih memilih kata2 beliau di banding kan dengan perkataan rasul sendiri..saya sudah melihat keanekaragaman budaya hampir di seluruh belahan timur tengah..dan oleh sebab itulah perpecahan kecil memang tidak terlihat seperti perpecahan masalah aqidah..tapi masalah nya gara2 perbedaan masalah fiqih,furuuiyah dan masalah menafsirkan alquran,makanya umat islam menjadi pecah,
    hadist nabi muhammad saw,mencakup masalah aqidah,fiqih,tafsir alqur’an dan segala aspek ibadah.supaya ap??supaya kita punya 1 pedoman..
    anda tau pegnertian hadist atau enggk??klo gk tau biar saya jelaskan..
    hadist itu adalag segala perkataan,perbuatan yg di ucapkan dan di contohkan dalam kita melaksanakan ibadah,nabi muhammad juga tidak pernah mencampur adukkan budaya arab dengan budaya islam(soal ibadah)
    1.pernah nabi muhammad melaksanakan ritual pesta laut atau sedekah laut seperti yg anda katakan dalam adat jawa?? klo pernah..mana hadist nya??siapa yg meriwayatkan nya??dan siapa saja men shahih kan hadist tersebut??
    2.pernah nabi muhammad melaksanakan ritual Ngupati dan Nujuh bulan, klo pernah..mana hadist nya??siapa yg meriwayatkan nya??dan siapa saja men shahih kan hadist tersebut??
    3.pernah nabi muhammad melaksanakan ritual Bubur lungsur klo pernah..mana hadist nya??siapa yg meriwayatkan nya??dan siapa saja men shahih kan hadist tersebut??
    semua bentuk adat jawa yg anda jabarkan ini adalah ibadah..dan baginda rasullah telah mencontohkan sedetail2 nya ttg semua ini..bagai mana cara syukuran,bagai mana cara menjaga ibu hamil dll..
    gk ada 1 adat pun dia tas permukaan bumi termasuk budaya arab,budaya indonesia atau budaya apapun itu yg bisa di gunakan jikalau bertentangan dengan ajaran dan perintah rasullulah saw mengenai ibadah..
    ajaran yg di ajarkan baginda rasul berlaku,berguna,dan sesuai sampai akhir zaman.saya tidak menyatakan hanya1 imam,tapi kesemua imam tunduk dan patuh terhadap ajaran baginda rasul..krn beliau lah perkataan paling mulia di atas muka bumi ini..
    walau anda mengatakan indonesia sebagian besar sudah berlailahailallah..tapi anda yakin muslim mereka sesuai dengan ajaran rasulullah??

    pertanyaan terkhir,,apkah lebih memilih perintah yg di ajarkan para wali tentang melestarikan adat jawa yg di campur adukkan dengan ibadah islam,,atau anda menjalakan perintah rasulluah saw dari segala aspek ibadah..
    klo saya sudah tau jawaban anda,,saya gk akan bertanya lagi,,berarti saya sudah tau anda tipikal muslim yg bagaimana..dan tolong baca dulu pertanyaan nya,,dan jawab sesuai pertanyaan,,jangan berdalih ke lain2 hal.
    terima kasih.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Mar 27, 2012 @ 18:11:44

      wah mas ardi repot2 menjelaskan semuanya. makasih mas biar banyak yang tidak asal faham dari satu sisi saja.
      biar pembaca melihat sendiri mana yang haq dan batil.
      sepertinya ANDA satu kiblat dengan Mas DS diatas. so jawaban saya pada anda sama persis seperti jawaban ke mas DS.

      Salam ukhwah .. Sayyed EP

      Like

      Reply

  52. dany sparrow
    Mar 28, 2012 @ 13:27:19

    @ARDI

    Bukan saya nimbrung, sok pinter, atau berusaha membela ini itu……………
    setahu saya wali itu datang ke indonesia 4 gelombang, gelombang 1 sampai 3 mengalami hambatan karena persoalan beda budaya arab dan nusantara….
    Baru setelah sunan kalijogo berdebat tentang cara penyebaran islam yang berbasis budaya dgn golongan putih maka di setujui dakwah dengan budaya lokal….
    Jadi Budaya asli yang dulu masih animisme/dinamisme secara lahiriah misalnya kenduri, bubur lungsur dll tetap dilestarikan tetapi doanya diganti dengan Islam..yang tadinya minta-minta barokah pada leluhur diganti dengan mengirim doa-doa kemohonan ampun bagi para arwah…juga ada tata cara tawasul yang benar…ziarah yang benar bukan di kuburan minta sesuatu pada mayit….itulah yang dilakukan para wali………

    lalu munculah kelompok tergesa-gesa yaitu grup-grup yang dengan cepat pingin membabat habis semua semua yang dianggap mereka salah…padahal belum tentu secara hakiki salah tauhid….

    Padahal Al Qur’an menyuruh untuk berdebat dan berdakwah dengan hikmah

    ADa suatu hadist (ngaji sendiri ya…) yang berkisah saat perang sahabat hendak membunuh musuh lalu orang kafir tersebut berteriak kalimat syahadat..tetapi sahabat tersebut tetap membunuhnya karena meragukan ucapan orang kafir tersebut…..kemudian.sahabat menceritakan pada baginda Nabi….APa jawab nabi….”kenapa kamu tetap membunuhnya…?.” dari situ kita diberi contoh oleh baginda bahwa persangkaan kita belum tentu benar..
    kalau si kafir itu benar2 yakin dengan syahadatnya….gimana hayo….

    dari hadist tsb itu saya cuma merasa anda kok mirip-mirip dengan sahabat tersebut…dari kalimat ini

    “walau anda mengatakan indonesia sebagian besar sudah berlailahailallah..tapi anda yakin muslim mereka sesuai dengan ajaran rasulullah??”

    cuma memang masalah dakwah yang sering menyakitkan itu seperti yang anda lakukan
    1. Memojokkan orang yang pingin ngaji dengan teriakan-teriakan mana dalilnya dengan penuh amarah dan ketakaburan akan ilmu agama…
    2. merasa anda yang paling benar, paling salafi, paling wahabi, paling puritan, paling islami ..kemudian secara tidak sadar timbul kesombongan…

    sudah terasa auranya..menimbulkan perdebatan dan kemarahan……….orang marah akhirnya tidak mau mengalah dalam hal apapun..termasuk kebenaran yang paling haq sekalipun………..akhirnya tujuan anda untuk berdakwah gagal total…..

    Menurut saya para wali itu berdakwah penuh hikmah dan kebijaksanaan dalam menjelasakan..dan merubah sesuatu ke arah kebaikan…segala sesuatu diiringi dengan ilmu dan kesabaran……..

    saya kira anda sudah cerdas bahwa yang dimaksud dengan meniru wali itu adalah berdakwah dengan penuh hikmah dan kesabaran..kenapa anda malah terjebak pada masalah2 budaya bubur lungsur dll mana dalilny dlll

    kemudian anda masuk lagi ke grup pengajian anda lalu membahas tentang ibadah mahdoh..ibadah sunat, ibadah, wajib..dll..begitu keluar grup berubah lagi dengan teriak-triak mana dalilnya…mana dalilnya….sebenarnya hendak mencerahkan atau adu pinter anda itu?

    Ingatlah ilmu itu akan ditanya pertanggung jawabannya diakherat nanti.untuk amal sholeh atau hanya kecongkakkan saja

    salam dari saya penggermar Jack Separo : The pirrates of carribean

    Like

    Reply

  53. ivank
    Mar 31, 2012 @ 16:29:51

    ini bid’ah mas….hal2 yg tidak di contohkan rosul…., klo d suruh pilih agama islam apa indonesia, sya bkal pilih agama islam….,ini bkannya sya tdak nasionalis…

    Like

    Reply

    • aku@gogle.com
      Mar 31, 2012 @ 21:34:06

      ternyata sistem agama negara sendiri menjadi bomerang bagi nasionalis, hehehe
      salah satu korban kebudayaan negeri lain.

      Like

      Reply

  54. Anonymous
    Apr 02, 2012 @ 18:13:15

    kalo cuman ngomong gampang. emang bisa nglakuin ??

    Like

    Reply

  55. Pandanganpertama
    Apr 05, 2012 @ 13:34:12

    bangsa kita tuh bangsa paling hebat kalo ngomongin soal agama, nga heran ama “kepintaran” yang dikeluarkan sesuai ama tingkat kemajuan otaknya. Hewhewhew…..Kalo indonesia dikuasain ama budaya gamis, budaya band kepret tuh bagi mereka berkah….hawhawhawhaw….makanya nga pernah bisa maju dari segi kebudayaan, segi teknologi hingga kesejahteraan. Salut dah buat orang2 “mereka” ini…..mereka mau mengislamisasikan negara ini…..

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Apr 06, 2012 @ 01:11:19

      jangan salahkan gamis..
      maju dari segi apa dolo.. negara ini memang ditakdirkan dikuasai para bedebah ..
      pilkada dan pilpers hanya melahirkan para para pememenang bukan pemimpin

      Like

      Reply

  56. unknown
    Apr 10, 2012 @ 03:08:31

    Jangan Mencampuradukkan Agama
    image

    Ketika dakwah Islam masuk ke tanah Jawa, Sunan Ampel, Bonang, Gunung Jati dan terutama Sunan Giri berusaha sekuat tenaga untuk menyampaikan ajaran Islam secara murni (aqidah maupun ibadah) dan menghindarkan diri dari bentuk singkretisme ajaran Hindu dan Budha. Tetapi sebaliknya Sunan Kudus, Sunan Muria dan Sunan Kalijaga mengkolaborasikan sisa ajaran Hindu dan Budha (sekatenan, ruwatan, shalawatan, tahlilan, upacara tujuh bulanan)di dalam menyampaikan ajaran Islam, yang sampai sekarang masih dijumpai di masyarakat.

    Dakwah Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam 14 abad lalu dilakukan terlebih dahulu dengan membangun pondasi akidah selama 13 tahun secara qat’i di tengah-tengah kaum paganis (penyembah berhala) di kota Mekkah. Hal ini agar masyarakat mengerti betul tentang ketauhidan, hanya menyembah satu ilah yaitu Allah Ta’ala, dan ilah-ilah yang mereka sembah sebelumnya adalah bentuk-bentuk dari kebatilan. Setelah itu barulah Beliau mengajarkan syariat-syariat lain, seperti perintah sholat, puasa, zakat, haji serta bagaimana cara bermuamalah. Dengan cara ini Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam memperoleh keberhasilan dalam dakwahnya, sementara Islam mencapai kejayaan hingga menyebar ke seluruh penjuru dunia.
    Berbeda dengan masuknya Islam di tanah air (Indonesia) yang sama-sama di tengah kaum paganis (penganut Hindu, Budha dan kepercayaan animisme dinamisme).
    “Dakwah yang dilakukan para ulama kita yang sering disebut walisongo tidak membersihkan pondasi Hindu yang menjadi mayoritas agama masyarakat saat itu. Mereka langsung mendirikan bangunan Islam, tembok, jendela, atap, catnya Islam tapi Hindunya tetap kelihatan. Salah satunya adalah selamatan pada hari ke 7, 40, 100, 100 itu berasal dari kitab Samaweda hal 373 ayat 1. Bunyinya pradiatmahi bibisari krigiagnawibseba ra arang gayamaya jimi prabaseba dwininara yang artinya antarkanlah persembahanmu itu, antarkanlah selamatanmu itu kepada leluhurmu di saat hari pertama, ke 7, 40, 100 mendak pisan mendak pindo dan 1000 hari,” ujar Ida Bagus Erit Budai Winarno, mantan pendeta Hindu yang kini memeluk Islam dengan nama Abdul Aziz.

    Langkah Keliru Wali Abangan
    Salah satu buku karangan H Makhrus Ali yang mengutip naskah kuno tentang jawa yang tersimpan di musium Leiden Belanda, Sunan Ampel memperingatkan Sunan Kalijogo yang masih melestarikan selamatan : “Jangan ditiru perbuatan semacam itu karena termasuk bid’ah”. Sunan Kalijogo menjawab: “Biarlah nanti generasi setelah kita ketika Islam telah tertanam di hati masyarakat yang akan menghilangkan budaya tahlilan itu”.
    Dalam buku Kisah dan Ajaran Wali Songo tulisan H Lawrens pada halaman 41, 64 juga mengupas perbedaan pendapat antara Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Gunungjati dan Sunan Muria (kaum abangan), dengan Sunan Ampel, Sunan Giri dan Sunan Drajat (kaum putihan) mengenai budaya dan adat istiadat. Sunan Kalijaga mengusulkan agar adat istiadat lama seperti selamatan, sesaji, wayang dan gamelan dimasuki rasa keislaman. Namun Sunan Ampel menentang : “Apakah tidak mengkhawatirkannya di kemudian hari bahwa adat istiadat dan upacara lama itu nanti dianggap sebagai ajaran yang berasal dari agama Islam? Jika hal ini dibiarkan nantinya akan menjadi bid’ah dan syirik?”. Sunan kudus menjawabnya bahwa ia mempunyai keyakinan bahwa di belakang hari akan ada yang menyempurnakannya.
    Akhirnya apa yang dikhawatirkan ulama putihan tersebut menjadi kenyataan. Kondisi umat Islam sangat memprihatinkan. Ajaran syar’i ternoda oleh gado-gado warisan wali abangan, di mana perkara yang sunnah dimatikan dan perkara bid’ah dan syirik tetap dihidupkan.
    Allah Ta’ala telah memperingatkan sebagaimanadalam firman-Nya yang berbunyi :
    “ orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS al An’am 82).
    “Selain bentuk-bentuk tasayabuh, ini adalah kesalahan besar yang sangat membahayakan akidah.Di samping itu ritual selamatan kematian banyak mengandung tipuan. Misalnya orang yang tidak beribadah, tapi dengan digelarnya prosesi selamatan setelah kematiannya akan diampuni dosa-dosanya. Karena itu Imam Syafi’i menentang al-ma’tam, yaitu kumpul-kumpul di tempat keluarga mayat lalu makan-makan.” Ungkap ustadz Umar Abu Ubaidillah Lc di sela-sela kajian salafinya.***

    Like

    Reply

    • i love indonesia
      May 01, 2012 @ 07:36:25

      tadi ada yg komen budaya sama adat harus dipisah, sy juga awalnya berpikir gitu sampe saya tinggal di bali yg adatnya kental, justru menurut saya budaya sama adat bagus banget kalo dilakukan sama2 krn emang ga bisa berjalan sendiri2….
      anyway budaya jawa spt syukuran, tahlilan, 7bulanan dkk bukan warisan hindu … itu murni adat jawa… seperti islam dulu biar agama hindu bs diterima sama org jawa yg saat itu blm punya agama makanya dikombinasiin n pdkt sama budaya lokal…sama kyk budaya bali yg selalu dibilang budaya hindu sebenarnya adalah budaya jawa yg disesuaikan sama budaya lokal dan itu jadi daya tarik tersendiri… jadi lestarikan budaya lokal indonesia dimanapun itu dari sabang-merauke. walaupun kamu ga setuju dg budaya2 tsb krn merasa berlebihan dll (sy juga dulu spt itu) tapi hargain nenek moyang kita… klo ga ada mereka kita juga ga ada sekarang. klo mrk ga mempertahankan budaya mereka bangsa kita mungkin udah kepengaruh budaya2 asing yg ga kesaring…i love indonesia

      Like

      Reply

  57. dany sparrow
    Apr 10, 2012 @ 14:14:50

    @unknown
    tahlil adalah mengucapkan lafadz laa ilaahaillallaah….jadi gak mungkin itu abangan, atau sirik atau musrik…itu adalah membersihkan kemusrikan…tentang dzikir banyak di Al Qur’an…dzikir sebanyak-banyaknya pada saat berbaring duduk ataupun berdiri…tidak terkekang oleh ruang dan waktu…meskipun di tempat kematian gak ada larangan dzikir…majelis dzikir adalah taman surga…boleh majelis dzikir di rumah saat senggang atau saat khusus atau saat berbarengan usai kematian….

    dari hadist bukhori ada doa Ya Allah ampunilah muslim (laki2) muslimat (perempuan), mukminin (laki2) dan mukminat (perempuan) baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal…..gak ada pebedaan buat yang ibadah atau tidak..meski ada iman sebesar dzarrah ya tetap didoakan dengan prasangka baik Allah akan mengampuni karena keMaha-Pengasihan Allah mendahului kemurkaanNya…mereka hanya memohon ampunan..terkabul tidaknya hanya karena Allah…………………

    budaya sekarang yang menjurus ke maksiat banyak misal twit, facebook, blogger, site…….banyak yang berbau melalaikan dari Allah misalnya hiburn porn.dll….meniru tingkah sunan kalijogo misalnya anda memasukinya dengan pemberian tausiah-tausiah…itu hikmahnya saya kira….

    Like

    Reply

  58. dany sparrow
    Apr 10, 2012 @ 14:43:06

    Buat bung Sayyed EP

    misal saja kita bongkar pemikiran kita bahwa budaya jawa adalah warisan hindu dibalik dengan fakta sejarah bahwa orang jawa dari yunan (cina selatan), yunan bukan hindu..jadi agama hindu memasukkan budaya jawa agar ajarannya diterima..karena hindu di jawa lain dengan di india…he hehe…gimana ya..

    Sebenarnyanya agama dunia ini sejak Adam..Ibrahim…Isa as…sampai Muhammad saw adalah agama yang lurus (berserah diri pada Allah) / Islam…zaman Adam dengan tatacara pemberian persembahan pada Allah langsung diterima Allah (pada Habil dan Qobil)..sekarang doa/taqwanya yang diterima…….mungkin letak kesalahan sesajen itu adalah menganggap ada tuhan selain Allah….

    Like

    Reply

  59. Abuy
    Apr 16, 2012 @ 07:46:02

    Thanx atas tulisan ini. walopun sedikit profokatif dan atau apalah namanya. namun banyak hal yang dapat saya ambil dari komen komen yang bermutu. thanx atas ilmu nya. marilah kita mencari Ridho Allah SWT.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Apr 16, 2012 @ 09:31:58

      Sama2 mas Abuy.. ya maklumi saja . memang pandangan setiap orang kerap berbeda melihat objek yang sama.

      semoga Ridho-Nya selalu bersama kita semua .. Amien.

      trima kasih supportnya
      Salam Sayyed EP

      Like

      Reply

  60. asli jawa
    Apr 20, 2012 @ 09:28:05

    klo sedekah, yang dibuang ke laut pastilah jumlah nya lebih sedikit dari yang dimakan bersama-sama para warga, disemua daerah pasti ada yang miskin dan kaya, meski miskin pada prosesi sedekah laut tersebut juga mengikuti dan menikmati acara adat itu, so ga jadi masalah, terlalu naif jika menilai melarung bahan makanan ke laut adalah hal mubazir, meski pun nasi atau tumpeng yang dibuang, pasti akan bermanfaat juga bagi mahluk laut, daripada kita buang sampah anorganik ke laut yang susah terurai.

    Like

    Reply

  61. Direktori belanja
    Apr 20, 2012 @ 09:29:22

    Banyak diantara kita yang katanya “obyektif” dan “netral” tetapi disisi lain memang memiliki maksud agar salah satu kelompok/ golongannya tampil sbg yg terdepan.
    Tetapi bila digali oleh kelompok lain mungkin akan keluar semua segala kekurangannya, begitupun sebaliknya.
    Selalu berpegang pada Al’quran dan Hadist yang aseli itu yg bener (apalagi skr katanya banyak hadist yg ‘palsu’)..

    Like

    Reply

  62. Trackback: Miris, Tujuh Pabrik Komputer Lokal Gulung Tikar – Part 2 | Fresh News Today
  63. Anonymous
    Apr 26, 2012 @ 15:44:53

    A dan B adalah kakak adik, A kakak, dan B adik.
    B menikah dan punya anak, beberapa tahun kemudian barulah A menikah dan punya anak.
    dalam budaya jawa, anak B yg lebih tua dari anak A harus memanggil mas ato mbak ke anak A, walaupun dia masih bayi… ini yang saya tidak suka dari budaya jawa.
    1 lagi, yang saya lihat di jawa, adat itu mempengaruhi agama, bukan agama yang mempengaruhi budaya.

    Like

    Reply

  64. Buka mata buka telinga buka hati
    Apr 29, 2012 @ 10:32:57

    saya suka postingan ini, membuat saya membuka mata mengenai adat maupun agama, dan yg pasti memang ada perbedaan antara agama dan budaya bila kita bisa menggunakan logika kita….islam itu universal tp jangan di campur adukan dengan budaya apapun termasuk menyamakan dengan agama apapun(yg diajarkan para penganut islam liberal) CMIIW aja dech ….saya juga masih belajar…..keep posting bang bro…

    Like

    Reply

  65. Jawi tilen
    May 07, 2012 @ 17:32:57

    Kalu mandang kebudayaan jawa itu yo harus netral, jangan bandingken dengan kebudayaan atau kebiasaan arab. Dimana mereka dipengaruhi kondisi padangpasir dan perang, jawa mungkin banyak dipengaruhi hindu,, dan dirusak. Oleh syariat, coba deh anda renungkan dan lihat apa ada negara timur tengah yang sopan dan cinta damai, dibandingkan dengan negara. Timur. Kalu jawa tidak diinvasi oleh syariat, mungkin tidak akan sebodoh ini, jawa dari dulu sudah mempunyai kebudayaan yg tinggi, bahkan islam pun bisa diterima dengam menyusup ke kebiazaan 2 masyarakat jawa..

    Like

    Reply

  66. Hitler JR
    May 10, 2012 @ 13:43:51

    PERSETAN DENGAN ADAT BUDAYA

    Like

    Reply

  67. PuputZ
    May 20, 2012 @ 08:45:44

    Menurut saya, semua kembali ke niatnya…
    Biarlah Allah SWT yang menentukan perbuatan kita itu baik atau buruk, berdosa atau tidak….

    Kita sesama umat muslim jangan terlalu serius beradu argumen…. Lebih baik kita semua merundingkan masalah-masalah yang lebih parah dan kelihatan nyata salah di kehidupan masyarakat, dan mencari jalan keluarnya…. 🙂

    Karena kalian semua adalah orang yang saya tahu, sangat mengerti hukum-hukum Islam….

    Like

    Reply

  68. cara mengecilkan perut
    May 25, 2012 @ 06:33:15

    Saya Islam tapi saya BANGGA pada budaya Jawa & budaya lain suku-suku Indonesia 🙂

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      May 25, 2012 @ 10:58:04

      semoga semakin banyak orang yang seperti anda..
      di saat banyak yang membenci budaya dan Pahlawan bangsanya…
      baru saja terjadi Pelecehan di makam Pahlawan Nasional kita. Sultan Hasanuddin Makassar. oleh orang-orang yang mengatasnamakan agama agama sirik!!!…

      apa2an ini

      Like

      Reply

  69. Mbendol
    May 25, 2012 @ 07:00:55

    Teruslah merasa benar, karena hanya itulah satu-satunya jalan untuk tetap percaya dengan apa yang kamu yakini….

    Tetaplah yakin, karena hanya itulah satu-satunya jalan untuk tetap percaya bahwa keyakinanmu benar…

    Like

    Reply

  70. Seth
    May 26, 2012 @ 09:02:56

    kadang yg kaya gini jadi beban juga sih.. semua udah jadi sesuatu yg wajib di masyarakat, contohnya acara tahlilan,40 harian,100 harian dll …. ujung2nya jadi dilema. kalo dijalankan dananya dari mana…. kalo gak menjalankan bisa2 dikucilkan/digunjing sama orang2…. (ditempat saya)

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      May 26, 2012 @ 09:49:48

      ia mas
      emang harus ada solusi.. disisi lain islam sebagai rahmat tapi koko malah membebani..
      tapi di daerah ane klo ada kasus semacam diatas biasanya yang agak berduit mendermakan sebagain hartanya pas acara 7 – 40 – 100- 1thn.. paling tidak keluarga dekat mereka dari jalur ayah dan ibu mertuanya.

      salam
      Sayyed ep

      Like

      Reply

  71. Pandjie Painheart
    Jun 14, 2012 @ 14:49:50

    Jika niatnya takut akan terjadi apa2 jika gak melakukan ritual ini itu, itu malah syirik menurut ane gan,, Ma’af, bukannya apa-apa.. hanya selama perjalanan hidup dan belajar ane, ane sering nemuin ritual2 yang kadang “memblurkan” suatu larangan agama. Contoh mungkin gak perlu ane sebutkan, karena ane juga keturunan jawa,,
    salam damai selalu..

    Like

    Reply

  72. El-Mariachi
    Jun 15, 2012 @ 06:01:24

    TRADISI SALAH BAGAI OMBAK MEMBELAH DARATAN…
    BUDAYA SESAT BAGAI API MEMOAR DI HUTAN…
    BUDAYA PENYESATAN…
    EDUKASI TAK BERTUHAN…
    BERKORBAN KEHIDUPAN…
    DEMI MITOS KENISTAAN…

    Like

    Reply

  73. hamba Allah
    Jun 24, 2012 @ 02:54:44

    nah loh, itu ajaran agama jelas salah gan. agama tidak mengajar itu. agama islam dah sempurna. kalau masih ditambah berarti agan merasa ajaran kita tidak sempurna

    Like

    Reply

  74. genimurup
    Jun 24, 2012 @ 06:11:51

    wah menarik nech . . .. yang jelas jangan mencampur adukkan antara agama dan budaya, menurut saya seharusnya kita bisa menjalani keduanya beragama dan berbudaya, bukan malah saling menjatuhkan…sedikit sedikit tidak ada dalam agama , bukankah agam tercipta untuk saling menjaga kebersamaan? yang jelas negara kita lebih dulu masuk hindu dan budha, la sebelum itu agama apa yang di anut nenek moyang kita? efek dari tidak sejalannya agama dan budaya kita adalah hilang dan direbutnya kebudayaan kita ke negeri tetangga!!!! SALAM BUDAYA!!!

    Like

    Reply

  75. LUBIS
    Jun 27, 2012 @ 18:52:13

    waduh kok repot banget sih… adat istiadat yang didalamnya terdapat unsur yang dilarang dalam islam berarti itu jelas BIDAH. Selama adat tersebut tidak memiliki unsur yang bertentangan dengan islam itu boleh dilaksanakan dengan syarat tidak melupakan kewajiban kita sebagai umat islam. KIta harus lebih mengutamakan kewajiban kita yang sudah jelas tercantum dalam alquran dan hadist ketimbang adat istiadat. Ritual seperti nadran ataupun berdoa untuk meminta sesuatu di makam kiyai, wali bahkan NABI sekalipun jelas merupakan BIDAH. Karena Rasulullah saw jelas mengatakan bahwa disaat kita berada berada di kuburan seseorang, yang kita lakukan adalah berdoa untuk keselamatannya di alam kubur, bukannya kita yang meminta sesuatu di kuburan orang tersebut.

    Saya sangat tidak sependapat dengan mas EP yang dengan beraninya menuduh kami ahlussunah wal jamah adalah wahabi berkedok salafi. Apakah anda lebih mementingkan adat istiadat ketimbang ajaran Rasulullah saw? Anda terlalu cinta dengan budaya anda sehingga anda tidak lagi bisa melihat mana budaya yang baik dan mana yang BIDAH. Untuk apa kita mengikuti ajaran yang belum jelas asal usulnya. Dengan berpedoman kepada Al quran dan Hadist, itu sudah cukup sebagai bekal kita baik dunia maupun akhirat tanpa berisiko mengikuti ajaran yang sesat. Ingat seperti yang sudah saya katakan saya bukan lah seorang islam yang anti budaya. Selama itu bukan BIDAH, maka tidak ada larangan untuk mengerjalakannya.

    Like

    Reply

  76. arkeolog
    Jul 01, 2012 @ 07:36:30

    pendapat saya membaca coment2 di atas:
    (1) yg mengatakan segala berasal dari niat(SETUJU),
    (2)yang mengatakan ISLAM agama sempurna (SETUJU) tapi saya belum tau arti sempurna tersebut dan bagaimana menunjukkan contoh konkritnya di kehidupan sehari-hari.
    (3)yang berdebat saling menyalahkan (SAYA SANGAT TIDAK SETUJU)
    (4) yang bermaksud menjatuhkan, menjelekkan satu sama lain tanpa rasa saling hormati, hargai, kepala dingin, alangkah ruginya anda.
    (5)yang membaca coment saya dan menanggapi coment saya tidak dengan bijak, kecewalah dengan dirimu sendiri sebelum tahu saya(yg bukan siapa2 anda) kecewa dengan anda_

    siapa saja boleh berpendapat dan kekeh mempertahankan pendapatnya itu, hanya saja selalu introspeksi dasar pendapat itu, jangan diartikan introspeksi hanya dilakukan sendiri tapi minta/cari penguat dasar (ISLAM) baik dari buku/tafsir tapi kuatkan ahli.

    memang budaya sedekah laut, mitoni dll sudah merebak dan menjadi kebiasaan di masyarakat sekitar jawa, *begitu juga di tempat saya(CLP_jawa tulen) ada adat pernikahan dimana anak pertama dilarang dgn anak pertama, atau dengan orang yg selen(yatim, piatu/keduanya). dan ulama setempat juga tidak banyak berbuat, hanya yg penting dia tdak melakukan itu.bgmna?

    *bagian yg ditanggapi_

    silakan bagi yang suka berdebat sekarang tanggapi coment saya,,,yg mengganggap benar/ salah silakan paparkan dasar kuat argumentnya dan yang terpenting kasih solusi ketika ada kesalahan pemahaman menurut pemikiran masing-masing. Misal: jika salah, dasarnya apa, terus solusinya bagaimana?tentu solusi yang jitu, jangan yang umum”klise”. dan setelah nanti dapat solusinya, yang berkesempatan dan berkemampuan silakan mendakwahkannya, alangkah beruntungnya_

    sekian
    trims ^^
    salam Arkeolog

    Like

    Reply

  77. Anom
    Jul 05, 2012 @ 00:52:36

    Bahasan yang menarik.dengan komentar2 yg pintar.

    Like

    Reply

  78. Rion
    Jul 05, 2012 @ 01:05:16

    Sepertinya bahasan nya lebih tertuju menyalahkan 1 sisi dan membenarkan sisi lain.tanpa mengurai apa yg salah dari 1 sisi tersebut.

    Like

    Reply

  79. Rion
    Jul 05, 2012 @ 01:58:45

    Saya hanya memberikan pendapat untk pendorong mencari kebenaran.bukan pendapat berupa kebenaran.tiap kebudayaan yg berkembang ada sisi baik dan buruk.itu sudah wajar.

    Tradisi melarung berbagai macam makanan ke laut untk tanda syukur.ada yg berpendapat “kenapa bersyukur harus pakai berbagai macam makanan?kenapa harus dilarung ke laut?apa ikan doyan kepala kerbau?kenapa gk disumbangkan ke org gk mampu saja?”
    Pendapat saya
    Mungkin memang salah dengan menetapkan berbagai macam yg dilarung.atau mungkin pengetahuan mereka yg gk cukup.bisa saja dengan olahan seperti itulah wujud tanda syukur nya.mungkin mereka berpikir “kalo mentahan kurang pantas”.
    “apa ikan doyan kepala kerbau?” misalnya.saya balik tanya “apakah pengetahuan org jaman dulu sepesat jaman sekarang?bukannya lebih banyak berpikiran untuk ungkapan rasa syukur daripada memberi makan ikan?”.yah memang perwujudannya memang agak ngaco.
    Seseorang yang diberi rejeki/kebahagiaan oleh Allah,terus mengadakan acara makan-makan dgn mengundang tetangga nya sebagai berbagi kebahagiaan.
    Apakah anda punya pikiran “selain untuk keluarga saya,uang yang saya keluarkan hanya untk orang2 tdk mampu.itu lebih bijak”
    Dan ketika anda melayat tetangga yg meninggal,anda tdk menyumbang uang duka.pikir anda “ah daripada menyumbang keluarga yg ditinggal mati,buat org yg tak mampu aja.toh keluarga nya masih punya harta”.apakah seperti itu?

    Niat bisa membelokkan arti.misal 2 orang lagi sholat.yg 1 menjalankan kewajiban,menghadap kiblat,sholat tanpa tanpa perasaan,beres.tak bermakna.yg 1 sholat sebagai kewajiban,kebutuhan,sarana k0munikasi Sang Pencipta dgn hambanya.dah beda dimensi kan?

    Like

    Reply

  80. Rion
    Jul 05, 2012 @ 02:20:31

    Contoh selanjutnya
    Di Jawa,ada kejadian si orang pintar “chaos dhahar” (bahasa Indo:memberi makan) ke penunggu/jin di sebuah pohon agar tidak mengganggu sekitarnya.
    Orang awam akan menerima mentah2 apa yg dilihatnya,sebagai wujud persembahan,atau gampangnya aja syirik.
    Mari kita kupas makna sebenarnya
    Chaos dahar,kita ubah jadi bahasa jawa ngoko “ngenehi pangan”.dan sebenarnya “pangan” tersebut dari penyingkatan kata “pangandikan” (berkomunikasi).jadi makna sebenarnya,mengajak berkomunikasi dengan jin dgn apa yg mereka sukai.bukan memberi sesajen wujud menyembah jin tersebut.
    Saya beri ilustrasi yg lebih gampang.
    Kita pendatang baru di suatu desa.kita ingin berkenalan dgn tetangga.maka kita membawa makanan (kasarnya sogokan) untk membuat luluh dan mau menerima kedatangan kita

    Like

    Reply

  81. VB- RYAN
    Jul 06, 2012 @ 14:54:54

    YANG BISA MENENTUKAN ITU TUHAN,…JIKA ORANG ISLAM MERASA PALING TAU DALAM HAL KEISLAMANNYA,…SALAH BESAR KARENA ISLAM ITU SANGATLAH LUAS ,..JUJUR SAYA MASIH HARUS BELAJAR BANYAK ,…. KARENA BANYAK YANG BELUM SAYA KETAHUI,….JADI SESAMA MUSLIM MENGAPA HARUS MERASA PALING BENAR,…KITA SAMA2 BELAJAR,…

    Like

    Reply

  82. aku ganteng
    Jul 06, 2012 @ 15:20:08

    kalau saya sebanarnya tidak begitu percaya, cuman karena menaruh rasa hormat apda org tua, saya turuti saja keingian mereka tuk melakukan tiutal2 semacam itu, tapi di hati tetap Allah yang mengatur semua ini, bukan lantaran ritual itu

    Like

    Reply

  83. Pencari ilmu
    Jul 11, 2012 @ 06:38:20

    semua pasti ada hikmahnya. dalam perdebatan ini pun saya bisa mengambil ilmu yang bermanfaat.Segala sesuatu hny Alloh yg Kuasa menentukan takdirnya, tak akan tertukar dan tak akan meleset.

    Like

    Reply

  84. azam
    Jul 16, 2012 @ 04:25:00

    intinya nyadran, mitoni, dll. itu bukan budaya islam.
    melainkan budaya hindu(silahkan baca kitab weda orang hindu).
    dan kita sebagai orang islam itu hanya berpegang teguh kepada kitab suci al-Qur’an dan ass-sunnah.

    Like

    Reply

  85. olesio
    Jul 16, 2012 @ 20:52:44

    Lau Khana Khairan La Sabaqunna Illaihi…
    Kalu sekiranya itu baik tentu sudah di amalkan oleh Rasulullah dan para Sahabatnya.
    Kembalilah Ke Al-Qur’an dan Al-Hadist.

    Like

    Reply

  86. Trackback: Penemuan Mahasiswa UGM.. Mantap!! - Ceriwis - Indonesian Community
  87. Darojatun
    Aug 05, 2012 @ 01:55:29

    repot semua bahasannya.
    hidup ini cuma persinggahan. kita bakalan kembali ke akhirat tempat asli kita. dan semua bekal disana dicari disini(dunia), semua masalah disana diselesaikan disini. dan di dunia ini kita gk tahu mau berapa lama lg. ada yg tau?

    nanti semua dibangkitkan disana, siapa mengikuti siapa akan dibangkitkan bersama.

    AFALAA ta’qiluun

    aneh ada yg bangga ngotot gk mau deket ma agama.

    kalau saya, mengikuti sahabat nabi saja. udah ada jaminan ridhonya yg punya alam semesta ini. gk brani bilang klo islam itu budaya arab, budaya arab ma islam itu jauh. ada pula yg menghina celana komprangnya kanjeng nabi, budaya arab itu pake celana keseret2, jauh ma celana yg diajarin kanjeng nabi. budaya arab itu gk punya adab apalagi ahlak. Islam mengajari dunia ini adab, adab yg sesuai dengan fitahnya manusia.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Mar 10, 2013 @ 13:51:43

      Budaya Arab ada yang dilegalkan menjadi Syariat Islam – makaNYA dalam pembahasan Qowaidul fiqhiyyah ada kaidah Al-adat muhakkamah.

      dan banyak juga yang di larang menjadi hal yang haram. Mari belajar Sejarah lagi (:

      Like

      Reply

  88. paijo
    Aug 06, 2012 @ 18:35:14

    kata simbok “NGONO YO NGONO NING ORA NGONO”

    Like

    Reply

  89. adek
    Aug 10, 2012 @ 22:32:01

    sepertinya seru sekali setelah saya mengikuti comment2 diatas, saya setuju sekali dengan penulis, dan sebagai orang jawa saya juga tidak akan meninggalkan budaya2 jawawalaupun saya banyak yang belum paham, tapi setelah ditelaah lebih jauh dan lebih lanjut banyak nilai2 filosofi yg sebetulnya rasional, hanya saja kebanyakan dari orang tua kita menjelaskannya kurang gamblang, ya mungkin itu kesalahan kebanyakan orang sehingga kita menganggapnya tanpa alasan yang masuk akal. saya juga kurang setuju dengan penganggapan bahwa semua budaya budaya arab itu sama dengan Islam. kita harus bisa membeda2kan dan memahami terlebih dahulu. apakah yang hidup dinegara arab itu orang Islam saja? tidak kan?… dan saya setuju bahwa cara para wali songo itu berdakwah Islam dengan sudah mengkaji Islam itu sendiri, jadi jangan dijadikan perdebatan.
    kalaupun menganggapnya itu tidak benar ya jangan dilakukan, tapi jangan mempersalahkan orang lain. bukankah kejayaan Islam dimasa lalu itu runtuh karena umat Islam pada waktu itu bermusuhan satu sama lain?

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Aug 12, 2012 @ 10:25:23

      walikum salam..
      ya begitulah mas .. orang yang beragama hanya dari kulit emang gitu .. jarang sanggup ngeraga sukma,..
      karenanya yg sono klo lebaran ma puasa pegangannya cuma dari Hisab.. padahal Nabinya pun menyuruh dengan Ru’yat..
      mana yang lebih nyata Ainul Yaqin apa Hisab itung2an ?

      tapi semua tidak dipaksakan…
      kita semua Saudara… salam kenal dek.
      n mumpung lebaran
      Buat semuanya Minal Aidzin Walfaizin.. Maaf Lahir batin
      Sayyed EP respect’s

      Like

      Reply

  90. Anonymous
    Aug 21, 2012 @ 16:57:09

    “…ojo mung ngaji,sareat bloko
    gur pinter dongeng,nulis dan moco…”
    penggalan si’ir Alm.Gusdur,ini menunjukkan, bahwasannya ISLAM sangatlah luas..
    tingkatan ISLAM dibagi menjadi 4,Sembah rogo[syareat ],Sembah cipto [tarekat], Sembah jiwo[hakekat ] , Sembah roso[ ma’rifat ]
    kenapa Alm.Gusdur sampai mengatakan “Jangan hanya mengaji Syariat belaka?? orang berSyareat hanya pintar dongeng,nulis,dan membaca”
    monggo sami-sami ngaji “Ngatur Jiwo”…..
    heheeeee

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Aug 21, 2012 @ 17:00:44

      sepakat mas someone.
      karenanya ane barusan curhat YANG HILANG DARI MUSLIM WAHABI bikailarobbi.wordpress.com/2012/08/21/yang-hilang-dalam-diri-seorang-muslim-wahabi-1/

      monggo di tampi..
      salam kenal Sayyed eP

      Like

      Reply

  91. Anonymous
    Mar 06, 2013 @ 14:22:36

    Hanya manusia yg memiliki hati dan pemikiran kerdil yg masih berkutat pada “kulit”. Bagaimana manusia bisa merasakan nikmat bila tidak pernah mencoba mengecap buahnya. Semua budaya pasti ada maksud dan tujuan. Jangan sampai agama malah mengerdilkan arti Alloh dan makna kemanusiaan. Salam sejahtera.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Mar 10, 2013 @ 13:46:14

      Kebanyakan dari kita orang awam.. kalo bicara hakikat akan menjadi Fitnah dan seperti jawaban2 di atas itu. benar kata Rasulullah : berbicaralah menurut kadar akal audience.

      trima kasih mas.
      salam Tahlil dan Maulid nabi Saw

      Like

      Reply

  92. Bagas Kusuma
    Mar 10, 2013 @ 13:22:17

    emmm begini, klo memang yg pake kerudung itu dianggap budaya arab…kemudian yg pake celana cingkrang dan kopyah putih dan berjenggot itu anda sebut budaya arab…klo anda anggap ka’bah itu batu dan kita menyembah batu…kemudian anda mengatakan labuhan laut itu penuh filosofi dan “kita harus memahami/pelajari lebih dalam tentang itu Agar mengerti”. Kalo begini jadinya berarti anda jg sah untuk menjadikan Kalijaga seorang nabi, kemudian candi prambanan atau borobudur sebagai arah sholat “(yg penting niat hati ibadah cuma Alloh yang tau)”, anda melaksanakan sholat ghaib hari pertama, sholat ghaib hari ketiga ke40 ke100 ke1000 bisa jadi itu di anggap sah dan anda yakini kebenarannya karena niat nya ibadah.
    Jangan anda sejajarkan Filosofi dan Logika itu dengan IMAN kepada ISLAM.

    Nah daripada 5jam untuk belajar filosofi tradisi tertentu mending 5jam kita ngaji baca Qur’an dan hadis…kenapa kok islam & quran di turunkan di arab, kenapa Muhammad SAW diutus sebagai nabi.

    Ingat sodaraku sesama muslim.. Rasullulah itu sangat sayang kepada kita semua, ibadah yang diajarkan itu sangat sempurna, yakinkan itu dalam diri kita.
    Kalau urusan dunia anda yang lebih mengetahui.

    ingat dari zaman Rasulullah SAW , abu sufyan pun pertama2 juga mau membaca syahadat namun bersikeras tanpa meninggalkan berhala(mereka yakini yg dari nenek moyang itu harus di lestarikan). Kemudian berlanjut ke zaman khalifah abu bakar, Umar ibn Khatab dst…

    Ketika Khalid ibn Walid memimpin di barisan terdepan untuk memimpin pasukan yang melakukan peperangan…melakukan perjalanan berpuluh kilometer & mengorbankan nyawa demi tegaknya AGAMA ALLAH!!!!
    dari daerah ke daerah negara ke negara….masih ada satu dua yg masih sulit untuk menerima sebuah kebenaran!!!
    apalagi di zaman seperti ini yang sudah penuh dengan fitnah, yang sudah jauh berabad abad dari zaman Nabi dan khalifah.

    mari kita kembalikan semua nya ke Alquran dan Hadits.

    Sesama Muslim adalah sodara….. 🙂 🙂 kulo njih saking jowo, maturnuwun njih.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Mar 10, 2013 @ 13:42:30

      klo memang yg pake kerudung itu dianggap budaya arab…kemudian yg pake celana cingkrang dan kopyah putih dan berjenggot itu anda sebut budaya arab…klo anda anggap ka’bah itu batu dan kita menyembah batu… Miris sekali ente mas

      inilah gunanya maqosid syariah dan mengkaji ushul fiqih. mari belajar lagi

      Like

      Reply

  93. Bagas Kusuma
    Mar 10, 2013 @ 14:05:50

    Miris gmn mas??

    yang saya ketik kan sesuai dengan analogi-analogi di atas.

    kalo orang-orang sudah byk yang membaca maqosid syariah dan ushul fiqih…lalu masih banyak terjadi perdebatan, kalo sudah seperti ini kita kembalikan kemana mas??

    Inilah gunanya Qur’an dan hadis.

    Like

    Reply

  94. Bagas Kusuma
    Mar 11, 2013 @ 22:50:09

    terima kasih mas EP salam kenal juga

    Like

    Reply

  95. anorangga
    Mar 16, 2013 @ 19:46:40

    salam kenal 😀

    Like

    Reply

  96. DiMarzio
    Mar 19, 2013 @ 07:06:24

    GOBLOK

    Like

    Reply

  97. Anonymous
    Apr 08, 2013 @ 17:29:35

    saya islam.. pedoman saya al-quran dan hadis… saya tidak mempermasalahkan soal adat… saya medukung selama itu tidak merubah akidah saya sebagai islam…

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Apr 17, 2013 @ 10:54:17

      Waalaikum salam.
      Setuju mas. Mereka yang membrangus adat tanpa mencermati inti hanya menganggap semua salah tanpa maksud mulia.

      Semoga Indonesia dijauhkan dari WAHABISASI yang telah Lancang menggusur atsar dan jejak sahabat bahkan Nabi .

      Slam ukwah dari Sayyed

      Like

      Reply

  98. ozy
    May 12, 2013 @ 05:00:30

    BID’AH…silahkan anda menjalankannya asalkan niatnya tidak untuk menyekutukan Tuhan YME,niatnya tidak untuk berdoa…budaya wajib untuk dilestarikan tp tidak untuk menyekutukan Allah.

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      May 12, 2013 @ 05:25:54

      thnks.
      seringnya mereka yang hanya melihat dari satu sisi saja malah mudah terperosok pada PENGKAFIRAN .. miris memang ajaran yang ngaku-ngaku paling benar sendiri.

      salam BID’AH HASANAH mas

      sayyed ep

      Like

      Reply

  99. hanzou
    May 13, 2013 @ 11:02:20

    di al-quran itu tidak ada namanya adat dan istidat \thank

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      May 13, 2013 @ 23:25:16

      ﺧﺬ ﺍﻟﻌﻔﻮ ﺍﻟﻌﻔﻮ ﻭﺃﻣﺮ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ
      ﻭﺃﻋﺮﺽ ﻋﻦ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﻦ
      “ Berikanlah maaf (wahai
      Muhammad) dan
      perintahkanlah dengan
      sesuatu yang baik, dan
      berpalinglah dari orang-
      orang bodoh” (QS. Al-A’raf:
      199).

      Silahkan baca ayat diatas dan tafsir tentang makna Uruf menurut ulama qowaid ushul.

      Hayati mafhum ayat itu niscaya akan ada sedikit pencerahan. Kecuali jika anda tidak berMadzhab dan enggan mengakui ulama-ulama kompeten dibidangnya.

      Trima Kasih
      Salam Sayyed

      Like

      Reply

  100. ibenz
    Jun 07, 2013 @ 04:19:35

    lah……intinya innaa’malubiniyat aja, tinggal niat orang nya aja c, kebetulan ane hidup di lingkungan dengan adat istiadat jawa yg kental…………… dan kyaknya jiwa sosialnya sangat baik, ……….. OJO KEGEDEN RUMONGSO, NENG BISOHO NGRUMANGSANI

    Like

    Reply

  101. Bumi
    Jul 08, 2013 @ 04:44:01

    MTA itu : Manusia Tatanane Angel
    Yen pengin budaya arab yo turuo neng arab
    Ngeloni lonte arab kono
    Budaya Jawa adalah benteng dari pengaruh budaya barat(eropa,amerika,timur tengah/arab)

    Like

    Reply

  102. rg
    Jul 24, 2013 @ 23:17:07

    ”Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka termasuk dalam golongan mereka.”
    semua orang dari ujung bumi keujung bumi tau kalo ritual-ritual kayak gitu menyerupai golongan orang musyrik (cuma menyerupai atau emang musyrik ga tau deh) itu pendapat ane om sayyed ep tolong jangan dibantah dan dicacimaki seperti anda mengkomentar yang lain, tapi kalo mau dikasih pandangan lain sok atuh

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Jul 25, 2013 @ 06:06:09

      Salam.
      Man tasabbaha biqaumin fahuwa minhum. Ini sangat luas maknanya mas bro. Kita internetan aja kan ngikutin org Kafir :p
      Pake clana mobil.

      Adapun akulturasi budaya adalah hal yg wajar dan itu trjadi disemua daerah. Bahkan nabipun menyadur ritual dan adat Yahudi n Nasroni. Seperti puasa muharrom, meskipun ada sedikit revisi.

      Yg sering menjadi masalah adalah pengaggum faham Whabi impor -trans nasionl- memaksakan kehendak dg satu tafsir absolut. dan mengaggap selain mereka Kafir bahkn halal darahnya kek idiologi terroris dan wahabi tkfiri.
      bagaimnapun saya jg bnyk kenal wahabi santun.
      Salm sayyed

      Like

      Reply

  103. rg
    Jul 26, 2013 @ 03:55:56

    hmmmm iya dah

    Like

    Reply

  104. nana
    Sep 22, 2013 @ 19:54:55

    orang2 kritis tak akan menghina yahudi, karna dialah yahudi!!! sesungguhnya tiada sebab melainkan allah. sadarlah

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Sep 23, 2013 @ 15:33:17

      waalikum salam?
      ada apa menghina Yahudi ?
      kenapa tidak siap dikritisi?

      kalau semua dikembalikan sebabnya pada Allah swt maka – ada apa juga dgn masalah-masalah yang sering membuat anda menyesal dan tidak siap..

      life is Racing …

      salam sayyed

      Like

      Reply

  105. naf'iu tejo epriyanto
    Dec 10, 2013 @ 16:27:54

    Sejatinya manusia hidup didunia ini ngak ada yang tau kehidupan kekal setelah alam kematian..surga ditelapak kaki ibu..darahku jawa…leluhurku jawa.apek elek wes kroso kari niate.

    Like

    Reply

  106. any
    May 21, 2014 @ 03:07:22

    Mas Sayyed EP, dengan segala hormat sebaiknya kalau anda gak punya ilmu jangan bicara mengenai hal yang anda tidak paham, semua sumber anda melalui blog dan berpegangan kepada wali.

    sumber referensi islam itu cuma alquran, hadits, nabi dan para sahabat.

    terserah anda mau menganggap budaya itu juga bagian agama, keberatan saya dan mungkin yang juga sama dengan keberatan mas DS adalah “ANDA MENGAJAK ORANG AGAR BERKEYAKINAN YANG SAMA DENGAN ANDA”

    Like

    Reply

  107. Sayyed EP
    May 21, 2014 @ 03:36:48

    waaalaikum salam
    ..
    hmmm .. Sudah jelas mas DS dan anda anti WALI.. ALOquran dan hadis saja sudah cukup? naif sekaliu anda mas/mba… pemahaman manusia awam seperti anda dan saya gak akan nyampe ke jalan yg bnenar tanpa memahami jalan pemahaman para WALI ALLAH seperti penggegas madzhab empat yg sudah terkenal itu . ..

    Ala inna auliya Allahi la haufun alaihim wala hum Yahzanun –

    silahkan baca tulisan2 lainnya tentang kaum anda yang anti wali di blog sederhana ini.. maaf klo tersinggung dan beda. dan ini adalah keniscayaan . trimakasih.

    yg bodoh : sayyed EP

    Wassalam

    Like

    Reply

  108. jawa full
    Jun 04, 2014 @ 10:47:12


    lumayan tambah wawasan brow

    Like

    Reply

  109. obat gondok tradisional
    Nov 01, 2014 @ 22:36:18

    Excellent items from you, man. I’ve take into accout your stuff
    prior to and you are just too wonderful. I really like what
    you’ve bought here, certainly like what you are stating and the best way wherein you say it.

    You are making it entertaining and you continue to take care of
    to keep it sensible. I cant wait to read far more from you.
    That is actually a great site.

    Like

    Reply

  110. budi permana
    Apr 16, 2015 @ 14:39:40

    Kalau Dilihat dari sejarahnya adat jawa merupakan akulturasi dari hindu budha, sehingga ketika islam masuk ke tanah jawa para wali menggunakan akulturasi adat agar diterima di tanah jawa, sayangnya orang jawa tidak mau meninggalkan adat hindu budha sehingga ketika islam masuk tetap di campur dengan hindu budha, sehingga yang muncul adalah bukan ajaran islam secara orisinil yang diajawkan oleh nabi, melainkan dicampur aduk oleh masyarakat jawa menjadi hindu-budha-islam, yang seakan2 manjadi islami. padahal secara substansi hal tersebut adalah adat dari ajaran hindu budha,
    Kalau dari tinjauan asas manfaat acara tersebut sebenarnya bagi yang mampu untuk melaksanakannya, tetapi bagi yang tidak mampu sangat berat untuk dilaksanakan, bahkan bisa jadi berhutang untuk menyelanggarakan syukuran, karena malu kalau tidak dilaksanakan, sehingga secara garis besar bisa jadi beban berat bagi yang tidak mampu.
    Kalau di tinjau dari ajaran islam acara syukuran sebenarnya tidak perlu dari ajaran nabi dulu juga tidak ada, karena bersyukur itu tidak harus di adakan beramai2, labih baik dananya dibuat untuk kemajuan umat, contoh : pembangunan masjid, yayasan yatim piatu dll. lebih baik manfaatnya daripada di buat syukuran.

    Sekian jawaban saya atas tulisan diatas, semoga kita sebagai umat islam lebih bijak melaksanakan ajarannya agar tidak terjebak dalam adat yang sebenarnya merupakan ajaran dari hindu budha, wassalam…

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Apr 16, 2015 @ 14:45:42

      waalaikumsalam
      thanks masukkannya mas.

      ia sejujurnya emamg masyarakat pada umumnya blm memahami makna substansi dri syukuran kecuali taklid ikutan.

      toh kalo menelaah dannmeneliti kajian ini sudah bnyk dibahasbulama salaf dei para pencetus Madzhab.

      sekali lagi sayangnya, bnyk yg anti madzhab dan ogah memahami kajian maqosid syariah, yg jelas jelas melalui manhaj atau metode legal dan Islami.

      intinya Kebodohan adalah Musuh Bersama..

      salam Sayyed

      Like

      Reply

    • abu adani
      May 23, 2015 @ 15:15:18

      syukuran itu adat hindu? apakah anda pernah lihat orang hindu syukuran?saya sekarang satu rumah dengan orang hindu totok dari india karna saat ini saya tinggal di LN, mereka tidak mengenal syukuran, memperingati kematian 3-7-100-1000 hari, bahkan mereka bilang saat ini kitab weda yang aslipun tidak ada. coba anda belajar lagi dan coba kelilingi dunia untuk mengenal kehidupan, ..di Jawa itu syukuran itu sedekah setelah kita diberi kebahagiaan/berkah dari Allah, istilahnya bagi bagi rejeki kepada tetangga agar bisa merasakan kebahgiaan kita,itu sama dengan kamu nraktir temen kamu kalo gajian,hanya bedanya temenmu nggak ngedoain, nah kalo syukuran tetangganya ikut ndoain,doanya terserah kita,wong kita yang mesen doanya.lagi pula bagi sya yang orang jawa dan tinggal di jawa bahkan di desa, nggak pernah tuh ada keharusan.

      Like

      Reply

  111. Cagur
    Jun 16, 2015 @ 22:44:44

    Budaya suku Jawa udah ada dimana-mana, malahan orang suku Jawa cenderung ingin mendominasi kebudayaan nusantara lainnya dengan budaya suku Jawa. Pelan-pelan tapi pasti, halus banget!

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Jun 16, 2015 @ 22:53:28

      waalaikumsalam .. seperti kebiasaan jika mayoritas kerap menjajah minoritas. menurut saya tidak pelan-pelan tapi memang terstruktur hehehe. yang heran para pengimpor budaya luar tanpa membedakan esensi atau bukan hrs ditegakkan. agama difahami selintas fanatisme tanpa background maqosid syariah. salam sayyed #Ramadhan karim

      Like

      Reply

  112. lupi
    Jul 25, 2015 @ 11:07:26

    jgn kebnyakn teoari mas imbangilah dgn prakteknya.wolesae gak perlu adu argument.

    Like

    Reply

  113. mabah marijan
    Apr 19, 2016 @ 14:13:10

    yang jelas penulis ini orang jawa asli yg tidak menerima islam sesuai dengan alquran dan hadis..klo anda ingin mencampur adukan islam dan budaya sesat suka anda..buatlah agama baru yang tidak ada sangkut pautnya dengan islam..agar suku yg tidak jelas namanya td itu tidak disebut islam abangan..mau kalan nikahin pohon..kawin sama roro kidul..berhomo sama mbak petruk kami ora
    ng muslim ngk akan protes..tp jika anda berkata anda islam dan melaksanakan ritual budaya suku yang ngk jelas namamya tadi itu kami islam tidak dapat mnyebut anda islam..itu saja..kaya karna pesugiha..minta pada roro kidul pada kuburan..sesajen..dll cuma jawa pelakunya..apapun kelakuan musriknya yang penting jawa sukunya..hidup jawa..smoga ras kalian bertahan sampai kiamat nanti

    Like

    Reply

    • Sayyed EP
      Apr 19, 2016 @ 14:26:31

      Waalaikumsalam.
      Trima kasih masukan n klaimnya. Silahkan baca artikel lain biar makin adem atau panas sekalian .

      salam ikhhwan (:

      Like

      Reply

      • Nana Cool
        May 20, 2016 @ 14:08:31

        Klo mnurut saya sih sbg orang sunda nih,msalah adat istiadat dan kbudayaan itu memang sudah sepantasnya perlu untuk kita lestarikan dg baik asal niat&tujuannya sama sekali tidak bertentangan dg hukum syari’at_Namun yg perlu diingat,pikiran kita sbg orang islam janganlah terlalu terfokus thd masalah adat istiadat&kebudayaan saja,sedangkan perkara wajib yg jelas2 sudah mnjadi kewajiban mutlak misal (sholat 5waktu) justru malah dikesampingkan/bahkan ditinggalkan_bukankah ini merupakan kesalahan nyata!!
        Hukum syari’at dan kebudayaan itu harusnya berjalan berdampingan_
        Waktu zaman wali songo dulu,memang mereka mlakukan hal tsb sbg cara supaya mmprmudah mreka mnyebarkan ajaran islam khususnya di tanah jawa ini,namun bukan berarti juga mnyuruh kita trlalu terfokus kpd cara2/triknya tapi mnyuruh kita brtaqwa kpd alloh swt sesuai anjuran yg tertulis dlm al-qur’an dan hadist_
        Saya sama sekali tidak mengklaim adat jawa itu sbg prkara syirik,bahkan saya branggapan hal tsb adalah bntuk keaneka ragaman budaya tanah air yg tidak semua negara memilikinya_justru saya merasa bangga!!SELAMA,tidak bertentangan dg syari’at islam.
        Tapi kalau melihat orang2 yg mngatasnamakan dirinya sbg generasi penerus yg brpegang teguh mmprtahankan adat istiadat/kebudayaan mereka TANPA memperdulikan bahakan melalaikan kewajiban kita kita sbg umat muslim seperti contoh kecil yg tadi telah saya sebutkan di atas (Dg dalih demi mmpertahankan adat istiadat,namun ketika suara muadzin terdengar mngajak beribadah masih berleha-leha/pura2 tidak dengar,bahkan yg lebih parah’nya lagi sampai2 berani meninggalkan sholat)…Itu yg saya anggap miris !!!
        Sama saja berniat untuk sholat namun berwudhu pake air kencing !!

        Liked by 1 person

        Reply

        • Sayyed EP
          May 20, 2016 @ 14:59:01

          Waalaiaukumsalam

          seharusnya mengIslamkan nusantara bukan menusantarakan Islam

          semua manusia sama sama sedang mencari kebenaran yang telanjang. Sementara yang ada mereka malah membuat cover sendiri dan menerka lagi dengan sadar. .

          Salam sayyed

          Like

          Reply

  114. Emil
    Jul 21, 2016 @ 21:18:33

    Assalamu’alaikum

    Pada saat ini sebagian besar masyarakat yang melakukan praktek adat tidak pernah mempertanyakan untuk apa mereka melakukannya dan bagaimana dampaknya.

    Beberapa adat atau budaya dapat disebut sebagai kearifan lokal jika memiliki dampak positif terhadap lingkungan, sosial, maupun ekonomi daerah tersebut dan ini perlu dilestarikan. Namun ini perlu dilakukan penelitian sebelumnya secara komprehensif terhadap adat dan budaya tersebut.

    Jika adat mereka terbukti merusak, sebaiknya segera ditinggalkan. Beberapa peradaban juga telah punah akibat adat mereka yang merusak diri sendiri.

    Kemudian, hati2 dengan praktek bid’ah. Yaitu melakukan praktek dengan niat ibadah yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan As Sunnah.

    Saya coba menganalisa praktek2 yang disebutkan diatas. Yg pertama, sepengetahuan saya ikan di laut tidak perlu diberi makan, apalagi hanya setahun sekali, ini merupakan hal yang sia-sia, malah cenderung mubadzir.

    Kemudian yg kedua dan ketiga, sedekah jika niatnya seperti itu saya rasa kurang tepat. Ini cenderung seperti praktek buang sial.

    Namun beberapa ulama mengatakan 1 Bid’ah yang wajib dilakukan : contohnya, belajar ilmu nahwu, belajar sistematika argumentasi teologi dengan tujuan untuk menunjukkan kepada orang-orang atheis dan orang-orang yang ingkar kepada agama Islam, dll. Selain untuk niat ini jangan sekali2 mempraktekannya, apalagi dilakukan terus menerus.

    Saya ga baca semua komennya maaf kalau repost, jika ada kesalahan dari saya silahkan dikoreksi. Sekedar ingin sharing

    wassalamu’alaikum

    Liked by 1 person

    Reply

    • Sayyed EP
      Jul 22, 2016 @ 07:19:40

      waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh
      ya sesuai yang telah di ributkan teman2 diatas..

      intinya yang berdalil kuat silahkan meyakini masing2

      walaupun kebanyakan di alam maya ini hanyalah pemahaman tekstual tanpa kajian yang dalam dan komprehensip. tapi sudahlah

      salam sayyed.
      maksih telah sharing

      Like

      Reply

Leave a comment

Daftar isi Celoteh @SayyedEP

https://bikailarobbi.wordpress.com/2011/08/18/daftar-isi-hati/

Group Whasttap :08.232.97766.5.5

سبحان الله

Berharap dapat menyapa dirinya disana -Muh PBUH

إنا لله وإنا إليه راجعون